Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hindawi Education Research International mempublikasikan jurnal ihwal variabel-variebel pembentuk siswa dalam prestasi akademik di sekolah. Studi tersebut menguji bahwa metode mengajar guru berpengaruh signifikan dalam menentukan siswa berprestasi atau tidak. Juga didapati bahwa pola asuh seorang ibu lebih berdampak meningkatkan prestasi anak, ketimbang itu dilakukan oleh seorang ayah.
Penelitian tersebut bertajuk “Predicting Students’ Academic Achievement through Teaching and Parenting Styles: Self-Concept as a Mediator” dan telah dipublikasikan di hindawi.com pada 29 Januari 2024. Perisetnya adalah Marwa Nasser Alrajhi dan Said Suliman Aldhafri, yang berasal dari Universitas Sultan Qabus, Oman.
Sebelum mengupas variabel terkait gaya mengajar guru dan pola asuh orangtua, Marwa dan Said menawarkan konsep diri siswa yang mempengaruhi prestasi akademik. Menurut mereka, konsep diri merupakan akumulasi pengetahuan tentang diri siswa. Misalnya, kebencian terhadap diri disamakan dengan konsep negatif. Sedangkan konsep diri positif yakni proses penerimaan pada diri siswa. Nah, persepsi ini difokuskan pada mata pelajaran matematika.
Kedua peneliti lantas memulai membuka pertanyaan kuesioner dengan tiga pola pengasuhan. Di antaranya melihat persepsi atas pola asuh orangtua yang otoritatif atau demokratis, otoriter, dan permisif. Anak diwajibkan membuat evaluasi terpisah—untuk ayah dan ibu—dalam setiap item pertanyaan. Indikator serupa juga ditanyakan ke masing-masing orangtua anak dengan jumlah 20 item pertanyaan.
“Contoh variabel pertanyaan adalah orang tua yang otoriter mengharapkan saya melakukan apa yang dia minta tanpa berdiskusi,” tulis Marwa dan Said dalam jurnalnya dikutip pada Rabu, 21 Februari 2024. Sedangkan orangtua yang berwibawa akan mengajak anak berdiskusi untuk mengurai alasan mengontrol perilaku.
Sebaliknya, orangtua permisif cenderung berpendapat bahwa anak memerlukan kebebasan berpikir dan melakukan apapun yang diinginkan, meski bertentangan dengan keinginan orangtua. Pengujian ini dilakukan terhadap ayah-ibu demokratis, ayah-ibu otoriter, dan ayah-ibu yang permisif. Metode yang sama juga diberlakukan kepada jenis guru ketika mengajar siswa.
Hasilnya menunjukkan, secara statistik, pola asuh ibu yang demokratis dan permisif secara tidak langsung mampu memprediksi prestasi belajar matematika melalui konsep diri siswa tentang matematika. Sehingga prestasi siswa secara langsung meningkat. Juga adanya persepsi siswa terhadap orangtua yang berwibawa lebih positif daripada hubungan “sepihak” oleh orangtua otoriter.
Kesimpulannya, ibu tampaknya mempunyai pengaruh yang lebih besar melalui gaya pengasuhan mereka dibandingkan ayah dan guru. Terbukti mempengaruhi hasil belajar siswanya melalui berbagai gaya mengajar mereka. Ini sejalan dengan temuan penelitian sebelumnya, bahwa ibu-ibu yang demokratis di Iran memiliki pola asuh yang berdampak pada peningkatan prestasi remaja perempuan.
Bukti kumulatif dari pengaruh gaya pengasuhan terhadap prestasi siswa seharusnya mendorong para pendidik untuk mengembangkan program dan intervensi pengasuhan yang mengedepankan gaya pengasuhan demokratis ketimbang permisif. Selain itu, guru sekolah harus dilatih, melalui program persiapan guru dan lokakarya, untuk lebih mengadopsi gaya mengajar demokratis.
Baca: Studi Baru Ungkap Dampak TikTok terhadap Kesejahteraan Mental Remaja
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini