Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Intelijen Negara (BIN) kembali mengalami pergantian pucuk pimpinan. Terbaru, Presiden Joko Widodo atau Jokowi memberhentikan Budi Gunawan sebagai Kepala Badan Intelijen Negara. Jokowi pun mengusulkan nama Wakil Menteri Pertahanan Muhammad Herindra sebagai pengganti Budi Gunawan ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menanggapi usulan Jokowi tersebut, DPR akan menggelar uji kelayakan dan kepatutan untuk posisi calon Kepala BIN baru yang akan dijabat oleh Muhammad Herindra. Uji kelayakan itu dijadwalkan akan berlangsung pada hari ini, Rabu, 16 Oktober 2024, mulai pukul 11.00 WIB.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelum Muhammad Herindra, sejumlah tokoh militer pernah menduduki jabatan sebagai Kepala Badan Intelijen Negara tersebut. Siapa saja? Berikut rangkuman informasi selengkapnya.
Mengenal Badan Intelijen Negara
Badan Intelijen Nasional atau BIN adalah lembaga pemerintah non kementerian yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden.
Regulasinya tertera dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2010 tentang Badan Intelijen Negara. Pasal 2 beleid ini menjelaskan bahwa BIN mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang intelijen sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sebelumnya, lembaga ini bernama Badan Koordinasi Intelijen Nasional atau Bakin. Cikal-bakal perubahan dari Bakin menjadi BIN bermula pasca gonjang-ganjing tahun 1965. Saat itu Soeharto mengepalai Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban atau Kopkamtib. Kemudian, di seluruh Komando Daerah Militer atau Kodam dibentuk Satuan Tugas Intelijen atau STI.
Pada 22 Agustus 1966, Sukarno mendirikan Komando Intelijen Negara atau KIN. Kurang dari setahun, pada 22 Mei 1967, Soeharto mengeluarkan Keputusan Presiden untuk mendesain KIN menjadi Bakin. Seiring berjalannya waktu, pada 2000, Presiden Abdurrahman Wahid mengubah Badan Koordinasi Intelijen Nasional (BAKIN) menjadi Badan Intelijen Nasional (BIN).
Daftar Kepala BIN dari Era Reformasi
Setelah Soeharto turun dari jabatannya dan Indonesia memasuki era Reformasi, Kepala Badan Intelijen Nasional turut mengalami sejumlah perubahan. Letnan Jenderal Zaini Azhar Maulani menjadi Kepala BAKIN pertama di era Reformasi. Dia menduduki jabatannya mulai 21 Mei 1998 hingga 20 November 1999.
Sementara Jenderal (Purn) AM Hendropriyono menjadi Kepala BIN pertama setelah lembaga tersebut berubah nama, dari Badan Koordinasi Intelijen Nasional (BAKIN) menjadi Badan Intelijen Nasional (BIN).
Kemudian pada 2009, Jenderal Polisi (Purn) Sutanto mencatatkan diri sebagai Kepala BIN pertama dari unsur kepolisian.
Adapun daftar Kepala BIN dari era reformasi hingga sekarang, melansir dari laman Universitas Stekom, adalah sebagai berikut:
- Letjen Zaini Azhar Maulani, periode jabatan: 1998-1999
- Letjen Arie Jeffy Kumaat, periode jabatan: 1999-2001
- Jenderal (Purn) AM Hendropriyono, periode jabatan: 2001-2004
- Mayjen (Purn) Syamsir Siregar, periode jabatan: 2004-2009
- Jenderal Polisi (Purn) Sutanto, periode jabatan: 2009-2011
- Letjen TNI (Purn) Marciano Norman, periode jabatan: 2011-2015
- Letjen (Purn) Sutiyoso, periode jabatan: 2015-2016
- Jenderal Polisi (Purn) Budi Gunawan, periode jabatan: 2016-2024
Terbaru, Letnan Jenderal Muhammad Herindra diproyeksikan bakal menggantikan Budi Gunawan sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN). Dia juga telah menjalani uji kelayakan dan kepatutan bersama DPR pada Rabu, 16 Oktober 2024.
Wakil Ketua DPR, Sufmi Dasco Ahmad, mengatakan Muhammad Herindra akan dilantik sebagai Kepala BIN bersamaan dengan pelantikan para menteri kabinet Prabowo-Gibran. "Kalau keburu mungkin pelantikannya akan bersamaan dengan para menteri kabinet pada tanggal 21 Oktober," kata Dasco di kompleks gedung DPR, Rabu, 16 Oktober 2024
DANIEL A. FAJRI | NANDITO PUTRA | HENDRIK KHOIRUL MUHID berkontribusi dalam penulisan artikel ini.