Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Dari perempuan menjadi lelaki

Siani, 27, mahasiswa stie yogya, mengubah statusnya dari laki-laki menjadi perempuan di pengadilan negeri wonosobo. ia memiliki kelamin ganda. dokter menutup kelamin perempuannya.

8 Desember 1990 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KELAMIN pria diubah jadi wanita bukan lagi berita. Namun, transeksual itu masih disangka aneh bila perubahannya dari perempuan jadi lelaki. Dan itu diluluskan oleh Pengadilan Negeri Wonosobo, pekan lalu. Permohonan untuk mengubah status jenis kelamin ke pria ini dari seorang wanita bernama Siani (sebut saja panggilannya demikian). Selanjutnya, mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Yogyakarta berumur 27 tahun ini berstatus sebagai pria. Pada dasarnya Siani bukan wanita. Ketika ia lahir kelaminnya ganda. Karena bentuk vagina tampak lebih normal dari penisnya, bidan yang membantu persalinan kemudian menetapkan ia berjenis kelamin perempuan. Kedua orangtua Siani percaya dan menganggap penis anaknya sebagai kelainan kecil. Maka, Siani sejak kecil diperlakukan sebagai anak perempuan, dari pakaian hingga pembagian kerja di rumah. "Dia tidak kami suruh melakukan tugas anak laki-laki," tutur ayahnya. Namun, memang aneh, Siani sering tak mau mengerjakan pekerjaan yang khas perempuan, seperti mencuci piring atau memasak. "Dia juga tak suka kalau saya pupuri," ujar ibunya. Toh kedua orangtuanya tak curiga. Dalam banyak hal, ketika kecil Siani merasa dirinya wanita. Dia tidur sekamar dengan kakak perempuannya. Begitu juga setelah masuk sekolah, ia duduk sebangku dengan wanita, dan cenderung bergaul dengan siswa perempuan. Teman-temannya di sekolah tak pernah tahu keadaannya yang sebenarnya. Persoalan baru timbul setelah Siani tamat dari SLTA. Tidak sebagaimana anak perempuan lain, yang berperilaku serba halus, Siani malah kasar. Dan yang mengundang keheranan orangtuanya karena Siani tak pernah menstruasi. "Kok, sampai berusia 17 dia belum memperoleh haid seperti kakaknya," ujar ibunya. Rasa janggal berubah menjadi dugaan bahwa Siani laki-laki, dengan tumbuhnya jakun di lehernya. Juga karena payudaranya sama sekali tak tumbuh. "Karena itu, dia tidak pernah memakai BH, hanya lebih suka memakai kaus kutang," kata ibunya. Kedua orangtua memutuskan untuk memeriksakan Siani ke dokter. Mulanya ia mati-matian menolak. Dia malu kalau orang lain tahu keadaan dirinya. Namun, Siani akhirnya bersedia. Toh tidak ada kepastian, karena yang memeriksa di Wonosobo hanya dokter umum. Keadaan Siani yang serba mendua berlangsung sampai ia masuk ke perguruan tinggi. Ia mendaftar dan masuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi di Yogya pada 1983, dengan status mahasiswi. Ia tinggal di rumah pondokan bersama kakak dan adik perempuannya, dan juga mahasiswi lain. Semua temannya sepondokan dan di kampus tidak pernah mengetahui kondisi Siani, kecuali menganggapnya sebagai perempuan, walau ia jarang mengenakan pakaian wanita. Merasa kurang nyaman, Siani suatu ketika pindah ke pondokan yang penghuninya semua lelaki. Di pondokan yang baru inilah, pertama kali, Siani dianggap teman-teman sepondokannya sebagai lelaki yang punya nama perempuan. Sejak itu, suatu keyakinan baru muncul dalam dirinya. Awal tahun ini Siani mengambil prakarsa memeriksakan diri ke RS Kariadi Semarang. Setelah pemeriksaan selama enam bulan, tim yang terdiri dari dokter dan psikolog yang dipimpin dr. Sutoko menyimpulkan bahwa Siani berjenis kelamin lelaki. Melalui konsultasi berulang-ulang, tim RS Kariadi dan Siani menempuh operasi untuk menutup vaginanya. "Saya sudah mantap menjadi lelaki," ujar Siani ketika ditanya Sutoko. Operasi, syukur, berhasil baik. "Prosesnya tidak terlalu sulit. Hanya testisnya diturunkan," kata Sutoko. Buah zakar ini tadinya terselip ke atas, sehingga kantungnya kempis. Itu sebabnya Siani disangka perempuan. Keputusan dokter melakukan pengubahan kelamin karena keadaan itu mengakibatkan kekhawatiran berkepanjangan. Berbagai pikiran muncul pada Siani. Bagaimana ia mencari kerja bila pada ijazah sarjana tercatat berstatus perempuan. Dan pakaian apa harus dikenakannya? Kelancaran studi Siani juga sangat terganggu. "Seharusnya ia sudah sarjana. Namun, karena terus memikirkan statusnya, baru sekarang dia mulai menyelesaikan skripsi, setelah ada kepastian menjadi laki-laki," kata ibunya. Pergaulan Siani dengan teman-temannya juga serba salah. Lebih suka ia menghindarinya. Kegemarannya hanya mendengar musik di kamarnya. "Dia takut bergaul terlalu akrab, khawatir temannya tahu keadaannya. Tak ada lelaki yang mengajaknya pacaran karena ia selalu berdandan seperti pria. Wajahnya yang terbilang tampan membuat banyak wanita malah jatuh hati padanya. Siani, konon, pernah mencoba berpacaran dengan wanita. Emosi Siani juga sering tidak terkendali. Pernah ia membakar foto-foto masa kecilnya, ketika masih berpakaian wanita. Kala lain ia membuang semua pakaian wanitanya. "Saya ingin mengubur masa lalu," katanya pada orangtuanya. Dan bahkan ada tanda ia dilanda frustrasi. "Kenapa saya dikasih nama perempuan?" begitu Siani bertanya pada kedua orangtuanya. Rasa malu masih terasa sampai kini. Ia menolak diwawancarai TEMPO. "Bagaimana nanti, kan teman-teman saya pada gempar," katanya. Namun, bisa dimaklumi, masa krisis akibat operasi penutupan vaginanya memang belum berlalu. Walau demikian, hampir semua pihak bersimpati. Sebelum Pengadilan Negeri Wonosobo meluluskan permohonannya, pihak STIE Yogya sudah mengubah statusnya: menjadi lelaki. Tim Dokter RS Kariadi yang melakukan operasi juga siap membantunya. Begitulah perjalanan hidupnya. Apalagi STIE dan pengadilan tak ragu mengeluarkan keputusannya setelah tim dokter memberikan keterangan dan kesaksian. Selamat menjadi lelaki, Siani. R. Fadjri (Yogyakarta) dan Nanik Ismiani (Semarang)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus