Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menanggapi tudingan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristyanto soal Daftar Pemilih Tetap atau DPT pada pemilu tahun 2009. Herzaky menyampaikan bahwa tidak ada DPT yang bermasalah atau hasil manipulasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Bang Hasto, Demokrat tahun 2009 suaranya bisa meningkat tiga kali lipat karena prestasi pemerintahan SBY yang dirasakan manfaatnya oleh rakyat," jelas Herzaky saat dihubungi pada, Minggu, 18 September 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Herzaky menyampaikan, prestasi era kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono yaitu rakyat miskin dan pengangguran semakin sedikit. Gaji Pegawai Negeri Sipil atau PNS termasuk guru, TNI dan Polri hampir tiap tahun meningkat. Daya beli masyarakat tinggi. Pendapatan per kapita meningkat drastis dan keuangan negara stabil serta hutang negara minim. Bahkan, dalam pembangunan infrastruktur juga berjalan dengan baik.
Lebih lanjut ia menambahkan, dalam hubungan antar-umat beragama dan antar suku bangsa pada era SBY itu sangat rukun. Dalam penjelasannya, Herzaky memaparkan, tidak ada polarisasi antar anak bangsa. Begitu juga dengan oposisi, masyarakat sipil, serta mahasiswa bebas mengkritik tanpa takut diintimidasi dan dikriminalisasi.
"Ya makanya wajar saja, suara Demokrat tahun 2009 meningkat drastis. Jadi, rakyat benar-benar merasakan hasil pembangunan di pemerintahan era SBY. Bukan hanya dirasakan oleh segelintir pihak saja," katanya.
Herzaky juga menyinggung pada pemilu 2019 tentang komisioner Komisi Pemilihan Umum atau KPU yang ditangkap karena kasus suap. Ia menyampaikan bahwa salah satu pelaku yang melakukan yaitu kader anggota partai PDIP Harun Masiku yang sampai saat ini masih buron.
Herzaky mengatakan, bahwa dalam pidato SBY pada Rapat Pimpinan Nasional atau Rapimnas hanya mengingatkan agar aspirasi rakyat tidak dihalangi. Rakyat hanya ingin pada pemilihan presiden atau pilpres tahun 2024 terdapat lebih dari dua pasangan.
"Namanya Bapak bangsa, wajar saja kalau beliau mengingatkan agar para elit politik tidak berupaya mengamputasi harapan rakyat. Apalagi, dengan cara-cara yang tidak demokratis dan menyalahgunakan kekuasaan. Tidak perlulah terlalu reaktif. Apalagi mengumbar hoaks dan fitnah. Kecuali, kalau memang merasa skenario jahatnya ketahuan," tutur Herzaky.
MUH RAIHAN MUZAKKI
Baca: Pernyataan SBY soal Tanda Pilpres Tak Jujur, Hasto Ingatkan Harus Sesuai Kebenaran