Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Dihempas gelombang

Angin kencang dan gelombang besar telah merusakkan tembok pantai di tarempa dan sedanau. rencana perbaikan sulit dilaksanakan karena anggaran pemda riau terbatas dan letaknya terpencil. (dh)

17 Januari 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BELUM ada sebuah pun bekas kebakaran di kota Tarempa bulan Juni tahun lalu (TEMPO 19 JUIi 1975) sempat dibenahi, musibah baru muncul pula di kawasan kepulauan Natuna itu. Kali ini angin kencang serta gelombang besar telah menyapu korban di Tarempa dan kota-kota kecamatan seperti Midai dan Sedanau pertengahan Desember tahun lalu. Gilirannya terutama temhok-tembok pantai, yaitu sepanjang 250 meter di pantai Tarempa, 270 meter di Sedanau ditambah ratusan meter jalan binasa di Sedanau. Dibanding bencana-bencana yang sering menimpa Tanahair ini, tentu kerusakan ini tak seberapa. Namun bagi daerah Riau Kepulauan yang kocek anggarannya selalu tipis, sudah pasti kejadian ini merupakan musibah besar. Karena itu ketika menerima lapolan. Bupati Firman Eddy SH, dengan pilu menanggapinya sehagai kejadian yang serius. Sebab jangankan memperbaiki yang sudah pernah ada, untuk sedikit-sedikit membuat yang baru sudah cukup memusingan kepala pejabat-pejabat kepulauan di sini. Tentu semua karena anggaran yang tipis tadi. Belum lagi karena faktor letak pulau-pulau yang terpencil disertai sarana angkutan yang selalu mengecewakan. Sebagai contoh, untuk melaksanakan proyek Inpres, seperti membangun Puskesmas di Natuna. Untuk ini anggaran dari Pemerintah Pusat sudah ditetapkan Rp 3 juta. Tapi ternyata dalam pelaksanaannya menelan biaya dua kali lipat. Ini berarti, Pemerintah Daerah Riau Kepulauan dengan berat hati harus merobek-robek persediaan anggaran yang selalu kecil itu. Kontraktor Itu soal biaya. Tapi kalau sudah sampai pada pelaksanaannya, kesulitan baru muncul pula. Siapa yang mau melaksanakannya? Menurut penuturan Idrus Ahmad, Kepala DPU Riau Kepulauan, di antara kontraktor-kontraktor yang ada hanya satu-dua saja yang berani mengikuti tender apabila mereka sudah tahu letak proyek dan jumlah anggaran yang disediakan. Karena itu tak jarang pihak Pemerintah Daerah sendiri terpaksa turun tangan. "Kerja sendiri" ungkap Idrus pula. Jadi sudah terang, tak ada permainan potong-memotong uang Inpres di sini. Meskipun Gubernur Riau sudah menjanjikan akan membantu pembangunan akibat kebakaran di Tarempa dulu, bagaimana kerusakan akibat gelombang kali ini? Sebab kalau tembok-tembok penghalang air laut itu tidak segera diperbaiki, sudah pasti Tarempa akan tenggelam jika gelombang datang cukup besar. Tembok-tembok itu sendiri sudah tiga kali mengalami perbaikan, tapi swadaya masyarakat untuk mempertahankannya agar tetap utuh rupanya belum pantas diharapkan. Maklum, hempasan harga kopra yang sama dengan harga 1/3 kilogram beras itu cukup membuat ruwet fikiran penduduk kepulauan Natuna.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus