Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Menghijaukan poso

Usaha penghijauan tanah gundul dan kritis di kab. poso dengan cara merubah sistim perladangan tradisional. masalah lain timbul karena suku terasing wana masih suka membabat atau membakar hutan.(dh)

17 Januari 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PEKAN penghijauan untuk daerah Sulawesi Tengah tahun 1975 baru lewat dipusatkan di desa Buyumpondoli kecamatan Pamona Utara kabupaten Poso. Ada beberapa alasan kabupaten di bagian timur itu terpilih untuk menggalakkan penghijauan. Di sana terdapat 210.000 ha tanah kosong terdiri 125.000 ha dalam kawasan hutan dan 75.000 ha dalam keadaan gundul dan kritis. Tanah gundul itu banyak tersebab oleh perladangan hutan secara liar. Juga karena ada pengolah-pengolah kayu lokal terutama dari jenis kayu hitam yang suka membabat kiri-kanan tanpa menurut petunjuk dinas kehutanan. Di Atas Kertas Dalam usaha penghijauan yang tengah digalakkan itu, para petani diajak untuk meninggalkan sistim perladangan atau bertani secara berpindah-pindah. Begitu juga para petani peladang, di daerah kritis harus mau diajak pindah untuk kemudian dijadikan petani menetap. Rencana Bupati Poso ini memang gampang di atas kertas. Sebab selain ia menghadapi penduduk yang masih kuat dalam sistim pertanian tradisionil itu juga masih banyak berseliweran suku terasing Wana di dalam hutan yang belum sempat diturunkan dari tengah rimba. Penjajah Belanda sendiri dulu pernah menguber suku terasing Wana itu hanya karena mereka suka membabat atau membakar hutan. Dan ini masih terus berlangsung hingga sekarang. Bahkan di Kolonodale sendiri -- kota kedua terbesar setelah Poso ibukota kabupaten -- pembakaran hutan itu justru dilakukan dengan aman di muka hidung pejabat dan petugas negara di sana. Di jaman Belanda dulu -- seperti dituturkan seorang tokoh masyarakat di sana -- setiap petani yang membabat atau membakar hutan kontan dimasukkan dalam sel. Juga bisa dihukum bolak balik 6 kali dari hutan tempat kejadian ke pos polisi sambil memikul kayu-kayuan yang baru habis dibabat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus