Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Kesehatan Provinsi Jakarta mencatat kasus infeksi saluran pernapasan akibat human metapneumovirus atau HMPV mencapai 79 kasus pada awal Januari 2025 ini. Kepala Dinkes Provinsi Jakarta Ani Ruspitawati mengatakan meski sudah ada kasus teridentifikasi, situasi tersebut dapat diatasi dengan langkah pencegahan sederhana dan penanganan yang tepat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami ingin tekankan agar masyarakat melakukan pencegahan, seperti menjaga kebersihan tangan, pola makan sehat, dan menggunakan masker saat sakit untuk mencegah penularan,” kata Ani dalam keterangan resminya, Sabtu, 11 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Secara kumulatif, kata Ani, sejak 2023 hingga Januari 2025 sudah ada 214 kasus HMPV yang tersebar di wilayah Jakarta. Dinas Kesehatan terus memantau kondisi kesehatan masyarakat melalui program edukasi kesehatan berbasis komunitas,
Sebelumnya, Menteri Kesehatan atau Menkes Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat Indonesia tidak khawatir akan dampak dari virus HMPV yang baru-baru ini menjadi momok yang ramai diperbincangkan. Ia menekankan, virus yang disinyalir telah dikenal di dunia kesehatan sejak 2001 tersebut tidak mematikan.
“HMPV itu mematikan? Enggak. Coba di-Google saja. HMPV itu fatality rate-nya mungkin sulit ditemukan karena sangat-sangat rendah,” ujarnya saat ditemui di kantornya di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan pada Kamis, 9 Januari 2025.
Berdasarkan penjelasannya, persebaran virus tersebut di dunia dan di Indonesia bukanlah sesuatu yang baru. Pasien-pasien yang terjangkit virus tersebut sejak beberapa waktu sebelumnya juga telah dinyatakan sembuh. Hal ini, kata dia, karena sifat virus HMPV yang serupa dengan virus penyakit flu pada umumnya, begitu pula dengan masa penyembuhannya.
Karena bukan virus baru, ia mengatakan, antibodi yang dimiliki tubuh kita sudah mengerti cara merespons kehadiran virus tersebut. “Jadi dia pasti resikonya jauh lebih rendah. Karena imun sistem kita udah tahu,” katanya menambahkan.
Hanin Marwah berkontribusi pada artikel ini.
Pilihan Editor: Sederet Fakta Virus HMPV yang Sudah Masuk ke Indonesia