INSTITUT Teknologi Bandung (ITB menjatuhkan sanksi lagi. Yang dicoret kemahasiswaannya dari ITB, kali ini adalah Werner Dubinski, 40 tahun, mahasiswa tamu pada Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB. Mahasiswa warga negara Jerman Barat itu dikembalikan ke negara asalnya karena dianggap urakan dan tak patuh pada peraturan ITB. Ulah duda yang jadi mahasiswa Hochshule fur Bilden de Kunst (HBK, Braunschweig, Jerman Barat, itu dianggap berlebihan. Misalnya ia telah menggergaji terali jendela studio patung. Ia, menurut Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain, A.D. Pirous, bertingkah tak tahu tatakrama. Misalnya, ke kantor dekan hanya bercelana kolor dan bersandal jepit. Dan, selagi berbicara dengan dosen, kaki diangkat ke meja. Belakangan, ulahnya malah menjengkelkan. Yakni menghasut mahasiswa untuk memprotes kurikulum ITB," kata Pirous, yang bertanggung jawab pada Dubinski ini. Langkah "mengusir" mahasiswa ini, tak urung, mengundang perhatian. Sebab, Selasa pekan lalu Dubinski mengadukan nasibnya ke LBH Bandung. Dengan berbahasa Indonesia lancar, ia mengaku diperlakukan tak adil. Dubinski mengaku telah diputus salah sebelum ditanya. Dubinski ke Indonesia dalam program pertukaran mahasiswa ITB -HBK. Dubinski dapat jatah belajar di ITB selama dua semester. Tapi, baru menjalani satu semester, ia diharuskan pulang ke Jerman. Surat pemanggilan itu ditandatangani Rektor HBK Jerman Barat, yang merasa malu setelah mendengar cerita ulah Dubinski dari A.D. Pirous. Kepada wartawan yang menemui di LBH Bandung, Dubinski tetap mempertanyakan kesalahannya. "Saya, yang belum lama di Indonesia, memang merasa kaku. Saya sendiri tak tahu yang tak sopan itu di mana dan dalam kasus apa," kata Dubinski, yang datang dengan visa turis. Mengenai teralis yang digergajinya, ia beralasan, "Ruangan itu merupakan obyek dari praktikum. Dan, saya gergaji untuk memperindah." Teralis itu, rencananya, hendak disambungnya kembali. Namun, ia memang harus meninggalkan ITB 27 April ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini