Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kasus dugaan bunuh diri dengan cara meloncat dari ketinggian terjadi beruntun dengan korban mahasiswa kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung. Kejadian terbaru pada korban berinisial Ar, usia 20 tahun, mahasiswa program studi Ilmu Komputer angkatan 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Dosen yang berinteraksi dengan mahasiswa harapannya dapat lebih peduli lagi. Tidak hanya memperhatikan nilai mata kuliah, juga mengetahui yang dialami mahasiswa di kelas atau lingkungan sosialnya,” kata Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UPI Bandung Iklil Nurfuad kepada Tempo, Jumat 24 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dosen yang dimaksud adalah pembimbing akademik atau dosen wali yang diharapkan seperti sosok orang tua mahasiswa di kampus. Dengan terjadinya kasus dugaan bunuh diri pada mahasiswa UPI, menurut Iklil, pertemuan tatap muka langsung antara dosen wali dengan mahasiswa menjadi penting. “Dengan komunikasi dan bertemu langsung bisa membuat lebih mengetahui apa yang dialami dan jadi permasalahan mahasiswa,” ujarnya.
Selain itu, Iklil juga meminta pihak kampus untuk berkampanye atau sosialisasi yang lebih gencar soal layanan bimbingan dan konseling bagi para mahasiswa UPI. Dari laman resmi kampus, layanan itu dilakukan oleh Badan Bimbingan dan konseling dan Pengembangan Karir bagi mahasiswa dan sivitas akademika UPI di bidang akademik, karier, pribadi, dan sosial.
Prosedur aksesnya diawali dengan login ke laman khusus, mengisi permohonan layanan konseling, mengisi formulir anamnesa atau wawancara tentang kondisi kesehatan. Setelah mendapat jadwal kunjungan, pemohon bisa datang untuk berkonsultasi dan memberikan tanggapan atas layanan konseling yang diberikan.
Dari informasi yang dikumpulkan, menurut Iklil, seperti dari rekan-rekan korban, Ar tergolong orang yang tertutup di lingkungan sosial kampus. Awalnya, sejak kuliah pada semester pertama, korban diketahui aktif belajar dan menguasai materi perkuliahan. Namun, belakangan korban jarang terlihat di kelas dan nilai kuliahnya menurun. “Soal kenapanya itu masih jadi pertanyaan juga buat kami,” kata Iklil. Sejak jarang terlihat di kampus, teman-teman korban semakin tidak tahu keadan Ar.
Kepala Hubungan Masyarakat UPI Bandung Suhendra mengakui, sesosok lelaki yang terjatuh di mal Jalan Sukajadi merupakan mahasiswa UPI program studi Ilmu Komputer. “Kemarin kami telah bertemu dengan keluarga korban, pihak keluarga telah menerima kejadian ini sebagai musibah,” ujarnya, Jumat, 24 Januari 2025. Dalam kurun waktu hampir sebulan, dua orang mahasiswa dan mahasiswi UPI Bandung meninggal dunia dengan dugaan bunuh diri.
Ar pada Kamis sore, 23 Januari 2025 ditemukan meninggal dunia setelah meloncat dari lantai 11 sebuah mal di Jalan Sukajadi, Bandung. Sebelumnya pada Kamis, 26 Desember 2024 pada pukul 15.05 WIB, seorang mahasiswi UPI Bandung ditemukan tewas di lantai lapangan Gedung Gymnasium kampus.
Kepolisian Resor Kota Bandung menyatakan korban diduga meninggal karena meloncat dari tribun basket dengan ketinggian 6,10 meter. Kondisi terakhir korban diketahui oleh mahasiswi lain yang sedang mengerjakan tugas membuat video. Setelah naik ke lantai dua Gedung Gymnasium UPI para saksi melihat korban sudah dalam keadaan telungkup dengan kepala bercucuran darah dan kepala tertutup kerudung.