Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Masih dalam rangkaian perayaan Hari Rabies Sedunia atau World Rabies Day (WRD), Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Badan Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) dan Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Provinsi Jawa Barat, luncurkan program pemberdayaan guru dan tenaga kependidikan sekolah penggerak. Ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya rabies pada jenjang pendidikan dasar di wilayah Provinsi Jawa Barat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejalan dengan kampanye global WRD 2023 yang bertemakan ‘All for 1, One Health for All’. Kolaborasi Kementan memperkenalkan bahaya zoonosis atau rabies kepada siswa Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) melalui kurikulum merdeka belajar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rabies merupakan salah satu dari enam penyakit zoonotik prioritas lintas sektor di Indonesia. Jawa Barat menjadi salah satu wilayah yang masih dalam proses pembebasan dari rabies. Khususnya untuk wilayah Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Sukabumi.
"Rabies memerlukan program pengendalian lintas sektor yang terpadu berdasarkan prinsip One Health," kata Syamsul Ma'arif, Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner, Kementan pada 7 Oktober 2023. Menurutnya, masyarakat dan anak-anak perlu mengetahui risiko dan bahaya dari rabies. Mengingat 40 persen korban rabies adalah anak-anak berusia di bawah 15 tahun.
Di sisi lain, Rajendra Aryal, Perwakilan FAO untuk Indonesia dan Timor Leste percaya program ini dapat memberikan dampak yang signifikan. Khususnya dalam mencapai rencana strategis global untuk menghilangkan kematian manusia akibat rabies oleh anjing pada 2030.
"Untuk menciptakan generasi yang sadar akan zoonosis yang mengancam kesehatan masyarakat. Dan bersedia mengambil bagian dalam pencegahan dan pengendalian rabies lain yang mungkin muncul di Indonesia ke depannya," kata Rajendra Aryal.
Mohammad Hartono, Kepala Balai Besar Guru Penggerak Provinsi Jawa Barat menyatakan, kurikulum mengenai rabies nantinya akan disampaikan kepada seluruh sekolah.
“Program ini merupakan bentuk kerja sama multisektoral untuk memperkuat ketahanan kesehatan melalui pendidikan,” kata Hartono. Pada kesempatan itu Hartono, Kementan dan FAO menandatangani perjanjian kerja sama. Ini sebagai bentuk dimulainya pelaksanaan program pengenalan rabies melalui kurikulum merdeka belajar.