Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Ganjar Pranowo Dapat Kado Puisi, Isinya: Pemimpin Harus Siap Diinjak Kepalanya oleh Rakyat

Capres nomor urut 03 Ganjar Pranowo mendapatkan kado puisi dari santri saat menyambangi Pondok Pesantren An Nur Ngrukem, Sewon, Bantul, Kamis siang 25 Januari 2024.

25 Januari 2024 | 21.06 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Capres nomor urut 03 Ganjar Pranowo menyapa ribuan santri di Pondok Pesantren An Nur Ngrukem, Bantul, Kamis 25 Januari 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Capres nomor urut 03 Ganjar Pranowo mendapatkan kado puisi dari santri saat menyambangi Pondok Pesantren An Nur Ngrukem, Sewon, Bantul, Kamis siang 25 Januari 2024. Puisi yang dibuat santri perempuan bernama Muyasaroh iitu diberi judul 'Tuanku, Ya Rakyat', mirip seperti salah satu jargon Ganjar Pranowo.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Puisi ini baru saya buat hari ini bersamaan kedatangan Bapak (Ganjar) ke pondok pesantren ini," kata Muyasaroh sebelum membacakan puisi itu dihadapan Ganjar dan ribuan santri yang duduk lesehan di sudut sudut pondok pesantren itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Adapun isi dari puisi itu sebagai berikut :

Indonesia bumi mulia,
Banyak lahir alim ulama,
Membawa pesan cinta dari kitab suci dan sunnah, 
Mengobarkan pesan perdamaian Indonesia dan dunia,

Indonesia saat ini sedang mencari pemimpin baru,
Pemimpin yang mencintai rakyatnya dan mencintai bumi Indonesia,

Ada tiga pasangan putra-putri terbaik yang akan pemimpin Indonesia, Dengan segala kelebihan dan kekurangan,

Namun, kata Pak Mahfud MD, 'Mari kita pilih sesuai hari nurani'
Pak Ganjar pernah berkata, 'Seorang pemimpin tidak akan pernah bisa merasakan kondisi rakyatnya kalau belum terjun langsung di dalamnya'

Pemimpin harus layaknya langit yang menaungi rakyat dan memiliki pengetahuan yang luas
Sebagai santri, kami jadi teringat dawuh (nasehat) dari Sayyidina Ali,
Beliau bersabda bahwa pemimpin umat sejatinya adalah pelayan bagi umat tersebut,

Sepertinya ada kesamaan makna yang disampaikan Sayyidina Ali dengan pesan yang selalu disampaikan oleh Pak Ganjar, 
Yakni pemimpin harus mempunyai sifat layaknya bumi yang menjadi pijakan,

Kalau jadi pemimpin ya harus siap kepalanya diinjak oleh rakyat, karena tuannya rakyat
Ya, beliau selalu mengingatkan kepada kita bahwa Tuanku ya Rakyat,

Selamat berjuang Pak Ganjar, kami akan selalu mendukung dan mendoakanmu,
Terimakasih Pak Ganjar, karena selalu siap melayani rakyat.

Dalam kunjungan itu, Ganjar berdialog diselingi guyonan dengan para santri dan pengasuh pondok. Ganjar mengungkapkan, sebagai seorang menantu dari kiai pengelola pondok pesantren di Jawa Tengah, ia mengakui ada tradisi pesantren yang menginspirasinya. "Tradisi di pondok pesantren itu luar biasa, unggah-ungguh, etika, tata krama," kata Ganjar.

"Meskipun santri itu sudah jadi anggota DPR, menteri, termasuk sampai jadi presiden seperti Gus Dur, kalau bertemu kiai sepuh (gurunya) akan cium tangan".

Devy Ernis

Devy Ernis

Bergabung dengan Tempo sejak April 2014, kini staf redaksi di Desk Nasional majalah Tempo. Memimpin proyek edisi khusus perempuan berjudul "Momen Eureka! Perempuan Penemu" yang meraih penghargaan Piala Presiden 2019 dan bagian dari tim penulis artikel "Hanya Api Semata Api" yang memenangi Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2020. Alumni Sastra Indonesia Universitas Padjajaran.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus