Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Gara-gara gambar museum

Sekitar 400 pasang sepatu Jim-Jimmy yang beredar di Sumatera Barat ditarik dari peredaran. Karena pada alas sepatu itu tercetak gambar yang mirip masjid. Pengelola pabrik membantah.

18 Januari 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

GARA-GARA sol sepatu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat gusar. Soalnya, pada alas sepatu itu tercetak gambar yang mirip-mirip bangunan masjid. "Kelihatannya memang sepele, tapi soal ini tak bisa diabaikan. Bisa menyinggung perasaan," kata Moestamir Makmur, Sekretaris MUI Sum-Bar. Moestamir curiga dengan gambar masjid di sol sepatu merk Jim-Jimmy Florence yang berharga Rp 41.000 itu. "Mungkin ada maksud tertentu di baliknya," ujarnya. Maka, buru-buru MUI melaporkannya kepada aparat keamanan. "Agar jelas siapa yang menginginkan keresahan itu," ujarnya. Pihak Pemerintah Daerah Sum-Bar tak kalah sigapnya. Sebuah tim dari Bakorinda (Badan Koordinasi Intelijen Daerah), yang terdiri dari unsur kepolisian, kantor sosial politik, kejaksaan, dan kodim, diturunkan. Hasilnya, 400 pasang sepatu Jim-Jimmy bergambar "masjid" digaruk dari toko-toko sepatu di Padang. "Untuk sementara, sepatu itu tak boleh dijual," kata Noer Bahri Pamuncak, Kepala Direktorat Sosial Politik di Pemda Sum-Bar. Bagi yang telanjur membeli, Noer Bahri mengimbau supaya mereka tak memakainya. "Agar tak memancing timbulnya hal-hal yang tak diinginkan," ujarnya. Geger sepatu Jim-Jimmy itu bermula dari surat pembaca yang ditulis oleh Burhanuddi, Kepala Subag Umum di Kanwil Kesehatan Sum-Bar, yang dimuat di koran Singgalang, Padang, 6 Januari lalu. Dia menulis: ada masjid pada relief yang menggambarkan peta sebuah sudut di sebuah kota Italia. "Saya tersinggung," tulisnya. Geger sol di Padang itu membuat Rudi Toha, pengelola pabrik sepatu Jim-Jimmy di Jakarta, tersentak. Rudi menolak jika gambar bangunan berkubah bundar yang ada di alas sepatu itu disebut masjid. Relief itu, menurut Rudi, menggambarkan salah satu sudut Kota Roma. Bangunan yang disangka masjid itu, sebetulnya museum. "Sudah saya cek ke Kedutaan Italia," katanya. Sebagai pabrikan sepatu kecil, dengan buruh 20 orang, Jim-Jimmy mengimpor sol dari Jepang. Mengapa memakai desain bergaya Italia itu, Rudi berucap "Kami cuma membelinya, memasang, dan menjualnya untuk cari makan."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus