Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Hendro Subroto Wartawan Perang Indonesia, Meliput Perang Vietnam dan Teluk

Hendro Subroto wartawan perang Indonesia, khususnya di TVRI. Ia melliput perang Vietnam, Kamboja hingga Teluk.

9 Februari 2022 | 20.15 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Hendro Subroto. TEMPO/Awaluddin R.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Hendro Subroto merupakan wartawan perang senior Indonesia, khususnya untuk TVRI. Sosoknya dikenal pernah meliput berbagai peristiwa penting di Indonesia dan Asia Tenggara, seperti Konfrontasi Indonesia-Malaysia, penumpasan Pemberontakan DI/TII, Integrasi Timor Timur, pengangkatan jenazah korban Gerakan 30 September dari Lubang Buaya, sampai kudeta Khmer Merah di Kamboja.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hendro Subroto adalah salah satu dari sedikit wartawan perang Indonesia yang mengikuti operasi penangkapan Kahar Muzakkar, menyusup ke Serawak untuk konfrontasi dengan Malaysia, meliput perang Vietnam, Kamboja, Perang Teluk dan misi kemanusiaan PBB. Hendro juga mengikuti sejarah Timor Timur sejak pra-integrasi, hingga dirinya tertembak tentara Fretilin di bagian dada, pipi dan ibu jari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam wawancara dengan Majalah Tempo, Maret 2001, Hendro mengaku salah satu mosaik pengalaman yang tak terlupakan baginya adalah mengabadikan pengangkatan jenazah enam jenderal dan seorang kapten pahlawan revolusi yang terbunuh dari Lubang Buaya pada 4 Oktober 1965.

Liputan itu disiarkan di TVRI selama tiga hari berturut-turut, disertai narasi yang mengungkapkan betapa keji cara PKI membunuh mereka: di tengah pesta Gerwani (organisasi wanita PKI), kelamin serta anggota tubuh para korban disayat-sayat. Liputan itu membakar amarah rakyat, yang kemudian menjadi dalih pembantaian dan prosekusi puluhan tahun kepada orang-orang PKI serta mereka yang dituduh komunis.

Setelah pensiun dari TVRI pada 1992, Hendro tidak berhenti terjun dan menulis. Ia menjadi kontributor resmi untuk tulisan-tulisan teknologi militer pada beberapa majalah asing, antara lain Military Aviation Air Force yang terbit di Inggris.

Karya tulis Hendro di antaranya buku Saksi Mata Perjuangan Integrasi Timor Timur (1996), Perjalanan Seorang Wartawan Perang (1998), Dewan Revolusi PKI: Menguak Kegagalannya Mengkomuniskan Indonesia (2007), dan Sintong Panjaitan: Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando (2009).

Lahir 18 Desember 1938, Hendro Subroto, legenda wartawan perang Indonesia itu mengembuskan napas terakhirnya pada 14 Oktober 2010 setelah mengalami sesak napas di Rumah Sakit Qadr Islamic Village Karawaci, Tangerang, Banten. Almarhum dikebumikan pada hari Sabtu 16 Oktober 2010 di Pemakaman San Diego Hill, Karawang.

DELFI ANA HARAHAP 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus