Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyampaikan bela sungkawa atas wafatnya Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Dimyati Rois. Menurut Jokowi, Dimyati merupakan ulama besar yang berpengetahuan luas, tawadu, penuh kesederhanaan, disegani, dan dihormati berbagai kalangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Semasa hidup Abah Dim (panggilan Dimyati) juga menjadi teladan bagi kita semua untuk memupuk kemandirian di bidang ekonomi serta mengajarkan santrinya berwirausaha," ujar Jokowi dalam keterangannya, Jumat, 10 Juni 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dimyati Rois meninggal di Rumah Sakit Telogorejo, Semarang Jawa Tengah pada dini hari tadi, Jumat, 10 Juni 2022. Kiai Dimyati merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Fadlu wal Fadhilah Jagalan, Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah.
Abah Dim, sapaan akrabnya, lahir di Bulakamba, Brebes, 5 Juni 1945. Ia menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur. Sebelum itu, ia juga ngangsu kaweruh di Pondok Pesantren APIK Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah, selama belasan tahun.
Pada Muktamar Ke-34 NU di Lampung Tahun 2021 lalu, Abah Dim terpilih sebagai salah satu dari sembilan Anggota Ahlul Halli wal Aqdi (AHWA). Ia mendapatkan suara terbanyak pada saat itu, yakni 503 suara. Bersama delapan kiai lainnya, ia menentukan Rais Aam Syuriyah PBNU.
KH Zainal Abidin, salah satu anggota AHWA, menceritakan ketawaduan Abah Dim. Ketika diminta pandangan lebih dahulu, ia tidak berkenan. Pasalnya, Abah Dim sungkan dengan adanya KH Ma'ruf Amin.
Pada Muktamar Ke-33 NU di Jombang, Jawa Timur Tahun 2015, Kiai Dimyati juga terpilih sebagai salah satu dari sembilan Anggota Ahwa PBNU.
M JULNIS FIRMANSYAH I DEWI NURITA