Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pengacara HAM Papua Gustaf Kawer mengaku bahwa dirinya sempat mendapat teror dari orang tak dikenal pada Ahad malam, 7 November 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Teror ini muncul bertepatan setelah wawancara soal penegakan HAM dimuat di Majalah Tempo, 7 November 2020," ujar Gustav saat dihubungi Tempo pada Rabu, 11 November 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam wawancaranya dengan Majalah Tempo, Gustaf menyebut pemerintahan Presiden Joko Widodo tidak serius menangani persoalan HAM di Papua. Meski menjadi presiden yang paling sering mendatangi Papua, Jokowi dinilai salah melakukan pendekatan berbasis ekonomi dengan membangun banyak infrastruktur. Menurut Gustaf, tindakan pemerintah yang terus mengeksploitasi sumber daya alam Papua dengan pendekatan militer makin membuat rakyat Papua kehilangan kepercayaan kepada pemerintah.
Kepada Tempo, Gustaf menceritakan kejadian teror itu terjadi pada Ahad malam, 7 November 2020, jam 21.20 WIT. Saat itu, Gustaf bersama istri dan tiga anaknya hendak mengantar keponakannya pulang. Mereka bergerak dari Jalan Belut Expo-Waena, Kota Jayapura.
Di tengah perjalanan, Gustaf berhenti sebentar di sebuah toko perbelanjaan. Saat itu, hanya istrinya yang turun berbelanja sementara Gustaf bersama anak dan keponakannya menunggu di mobil. "Tiba-tiba, dari belakang, datang mobil Ekstrada Warna Merah dengan Nomor Polisi AD 1722 PJ, menyerempet kami dari sisi kanan mobil," ujar dia.
Menurut Gustaf, laju mobil tersebut tidak terlalu kencang dan hanya membuat bagian kanan mobil lecet dan kaca spionnya rusak. Gustaf sempat berusaha mengikuti mobil tersebut. Awalnya mobil bergerak perlahan, namun setelah sadar diikuti, mobil tersebut melaju dengan kecepatan tinggi.
"Saya sempat melihat nomor polisi dan mengingat dengan jelas. Setelah kejadian tersebut, saya mencoba melacak nomor polisi kendaraan tersebut tetapi tidak terdaftar di data samsat alias nomor palsu," ujar Gustaf.