Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Komentar Rektor UIN Alauddin Makassar Soal Kampusnya Jadi Tempat Produksi Uang Palsu

Rektor UIN Alauddin Makassar Hamdan Juhannis tengah menghadapi persoalan serius ihwal pembuatan dan pengedaran uang palsu di kampusnya.

20 Desember 2024 | 19.07 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Rektor Universitas Islam Negeri atau UIN Alauddin Makassar Hamdan Juhannis tengah menghadapi persoalan serius ihwal pembuatan dan pengedaran uang palsu di kampusnya. Dia mengatakan akan memberi sanksi tegas kepada pelaku, termasuk jika ada mahasiswa yang turut terlibat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Siapa saja terlibat pasti akan disanksi,” kata Hamdan ketika dihubungi melalui aplikasi perpesanan, Ahad, 15 Desember 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kasus ini bermula dari Kepolisian Resor (Polres) Gowa menangkap pegawai UIN Alauddin Makassar atas dugaan keterlibatan dalam sindikat pembuatan dan pengedaran uang palsu. Uang palsu itu diduga kuat dibuat di area kampus. Adapun kasus ini masih dalam tahap penyelidikan dan pengembangan.

“Ini masih tahap pengembangan. Jika ada konfirmasi dari reserse dan kriminal untuk dirilis, kami akan sampaikan perkembangannya,” ujar Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Polres Gowa Inspektur Satu Kusman Jaya pada Sabtu, 14 Desember 2024.

Dihubungi secara terpisah pada Ahad, Hamdan mengatakan kampus telah menonaktifkan pegawai yang diduga terlibat sindikat uang palsu. Namun, kampus belum memutuskan bentuk sanksi kepegawaian terhadap pelaku karena masih menunggu informasi penyelidikan kasus tersebut dari kepolisian.

“Kami menunggu hasil pemeriksaan,” kata Hamdan.

Sementara itu, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Kementerian Agama Ahmad Zainul Hamdi meminta Rektor UIN Alauddin Makassar bekerja sama dengan aparat penegak hukum menuntaskan kasus sindikat pengedaran uang palsu.

 “Saya sebagai Direktur Diktis meminta Rektor UIN Makassar membuat laporan resmi sehubungan dengan peristiwa tersebut. Kami juga memintanya bekerja sama dengan aparat penegak hukum untuk menuntaskan kasus tersebut,” ujar Ahmad Zainul Hamdi melalui pesan singkat pada Senin, 16 Desember 2024.

Untuk mencegah terjadinya kasus serupa di perguruan tinggi, Ahmad mengatakan, lembaganya segera menggelar rapat koordinasi dengan seluruh pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN). Rapat tersebut diadakan untuk meningkatkan mekanisme pengawasan dan evaluasi.

Profil Hamdan Jurnalis

Prof Drs Hamdan Juhannis, M.A., Ph.D adalah Rektor UIN Alauddin Makassar periode yang menjabat sejak 2019 hingga 2023 dan diangkat kembali untuk menjabat hingga periode 2027. Di UIN Alauddin, pria kelahiran 31 Desember 1970 ini juga berstatus sebagai Guru Besar Sosiologi di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.

Hamdan memulai kariernya sebagai dosen sejak 1996 saat UIN Alauddin masih berstatus Institut Agama Islam Negeri (IAIN). Dia dikenal sebagai penulis buku “Melawan Takdir”, sebuah buku kisah hidupnya yang diangkat menjadi film pada April 2018. Dia juga merupakan alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Pakar Majelis Wilayah Kahmi Sulawesi Selatan.

Hamdan datang dari keluarga yang tergolong kurang mampu di desa Mallari, Bone Sulawesi Selatan. Ayahnya meninggal saat Hamdan masih belia. Sebagai orang tua tunggal, ibunya yang seorang buta huruf berprofesi penenun kain sarung sutra. Lewat pekerjaan inilah sang ibu menjadi tulang punggung untuk menghidupi empat anaknya.

Kendati berasal dari keluarga yang kurang mampu, namun Hamdan bertekat untuk menjadi orang yang berpendidikan. Ia bahkan sekolah sambil menjual Roti Pawa. Semasa kuliah, ia juga menyambi menjadi buruh bangunan untuk membiayai kuliah dan keperluan hidup. Tekad dan kegigihan mengantarkannya meraih gelar sarjana di IAIN Alauddin Ujung Pandang, nama lama Makassar.

Tak hanya itu, ia juga memperoleh beasiswa masternya di Islamic Studies Universitas McGill Montreal, Quebec Canada dan Ph.D hingga S3 di South East Asian Studies Australian National University ANU Canberra. Sampai akhirnya, dia menjadi seorang akademikus dan mendapat gelar Profesor pada usia kurang dari 40 tahun. Kini, ia menjadi seorang Rektor.

Beberapa karya Hamdan Juhannis yaitu:

- The Struggle for Formalist Islam in South Sulawesi: From Darul Islam (DI) to Komite Persiapan Penegakan Syariat Islam (KPPSI) (2006)

- The Darul Islam and the Muslim Society in South Sulawesi,1950-1965 (2011)

- Melawan Takdir: otobiografi motivasi Hamdan Juhannis (2013)

- Berbagai Pendekatan dalam Penelitian Sosial Keagamaan (2008)

- Mohamad Roem’s political activities and Islamic political vision (1908-1983) (1999)

- Berhentilah Menjadi Orang Biasa! (2014)

Anastasya Lavenia Y dan Ervana Trikarinaputri berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus