Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Komisi IX DPR mendukung tiga program quick win pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di sektor kesehatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami mendukung penuh program quick win dan pelaksanaannya harus secara optimal,” kata anggota Komisi IX, Irma Suryani, dalam rapat dengan pendapat bersama Kementerian Kesehatan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Kamis, 31 Oktober 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun politikus Partai NasDem itu juga mengingatkan Kemenkes untuk tidak melupakan program kesehatan prioritas nasional yang telah disepakati untuk 2025, seperti penanganan stunting, program imunisasi, serta penanganan penyakit tidak penular, dan penyakit menular seperti dengue atau demam berdarah.
Dalam rapat tersebut, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memaparkan tiga program quick win yang akan dijalankan oleh pemerintah. Pertama, mengatasi penyakit tuberculosis atau TB. Kedua, mempercepat pembangunan rumah sakit di daerah terpencil. Ketiga, meluncurkan skrining kesehatan gratis di semua siklus hidup yang diberikan kepada setiap warga negara ketika mereka berulang tahun.
“Skrining itu akan dilakukan setiap hari ulang tahun sebagai hadiah ulang tahun dari negara kepada masyarakat,” kata Budi.
Menurut Budi, skrining ini berbeda dengan skrining 14 jenis penyakit yang dibiayai melalui skema Jaminan Kesehatan Nasional. Sebab, skrining ulang tahun ini diberikan kepada semua golongan usia dengan tipe penyakit yang berbeda. Adapun kategorinya adalah skrining balita, skrining remaja (di bawah 18 tahun), skrining dewasa, dan skrining lansia.
“Skrining bayi misalnya itu ada congenital hypothroid untuk penyakit-penyakit bawaan lahir yang kalau teridentifikasi dini bisa diobati untuk kematian dan kecacatan,” kata Budi.
Ia mengakatakan skrining remaja akan difokuskan kepada penyakit yang biasanya muncul di usia anak yaitu obesitas, diabetes, dan penyakit gigi. Lalu untuk skrining dewasa difokuskan kepada deteksi kanker, kemudian skrining lansia difokuskan untuk penyakit usia tua seperti untuk alzheimer dan osteoporosis.