Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tingkat inisiasi menyusui dini bagi ibu yang menyandang disabilitas lebih rendah dari pada ibu yang tidak mengalami kondisi disabilitas. Sebuah penelitian di Amerika Serikat menunjukkan, ibu dengan disabilitas memberikan ASI 60 persen lebih sedikit dari pada ibu yang tidak menyandang disabilitas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Meskipun perbedaan absolut dalam prevalensi hasil menyusui sederhana, temuan kami menunjukkan bahwa wanita dengan disabilitas mungkin menghadapi tantangan tambahan untuk menyusui daripada mereka yang tidak memiliki disabilitas," tulis Stephanie Ramer, peneliti laktasi seperti yang dikutip dari American Journal of Public Health , pada Rabu 20 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari metode kuisioner yang menggunakan Washington Group Short Set of Questions on Disability, sebanyak 39.600 ibu disabilitas di 24 wilayah Amerika Serikat mengalami kesulitan dan tidak mampu untuk menyusui bayi mereka yang baru lahir. Rata-rata ibu disabilitas ini menyandang jenis ragam sensorik dan fisik yang tidak memungkinkan mereka untuk dapat mengurus bayi mereka secara intensif.
Selain itu, ibu disabilitas yang tidak dapat menyusui bayi mereka rata-rata berasal dari etnis Amerika-Spanyol dan etnis Indian-Alaskadengan rentang usia antara 25 hingga 34 tahun.
Penelitian ini dilakukan dengan cara memonitor risiko kehamilan melalui metode Pregnancy Risk Assessment (PRAM) yang berlangsung sejak Juni 2018 hingga Desember 2020. Penelitian ini dilakukan di 24 wilayah Amerika Serikat dan melibatkan lebih dari 40 ribu responden.
Terlepas dari kondisi disabilitas, kurangnya inisiatif ibu disabilitas memberikan ASI kepada bayi mereka juga dilatarbelakangi oleh banyak faktor seperti kurangnya pengetahuan, dukungan keluarga dan sosial yang buruk, kurangnya waktu cuti menyusui dan dukungan laktasi di tempat kerja, masalah laktasi, norma sosial, rasa malu, dan layanan kesehatan.
Dalam studi ini, perempuan dengan berbagai disabilitas melaporkan tantangan yang dialami mereka berupa kurangnya dukungan. Mereka pun mengalami kesulitan mendapatkan informasi tentang pertimbangan kesehatan terkait disabilitas. Ada pula masalah suplai ASI dan pelekatan, dan tantangan dalam mengomunikasikan kesulitan laktasi dengan konsultan laktasi.
"Responden penyandang disabilitas cenderung tidak menerima informasi menyusui dari penyedia layanan kesehatan dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki disabilitas. Penyedia layanan kesehatan mungkin memerlukan sumber daya tambahan untuk mendukung wanita yang memilih untuk menyusui, terlepas dari disabilitasnya," kata Ramer.
Pilihan Editor: Solusi Bagi Ibu Disabilitas yang Kesulitan Menyusui
CHETA NILAWATY