Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Difabel

4 Tantangan Menyusui Bagi Ibu dengan Disabilitas

Proses menyusui dapat menjadi sebuah tantangan besar bagi ibu penyandang disabilitas. Apa saja tantangannya?

24 November 2024 | 20.23 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi menyusui. MomJunction

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Proses menyusui dapat menjadi sebuah tantangan besar bagi ibu penyandang disabilitas. Sebuah penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat mengungkap terdapat 4 tantangan umum yang membuat ibu disabilitas tidak dapat memberikan ASI kepada bayi mereka yang baru lahir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Analisis kualitatif dalam penelitian yang dipublikasikan jurnal kesehatan PubMed Central (PMC) mengungkapkan empat kondisi yang menghalangi proses menyusui perempuan penyandang disabilitas. Pertama, kesulitan komunikasi dengan konsultan laktasi. kedua, suplai ASI dan perlekatan yang bermasalah. Ketiga, adanya tekanan kuat untuk menyusui yang mengarah pada stres berlanjut. Terakhir, kurangnya interaksi positif dengan penyedia layanan kesehatan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Temuan kami menunjukkan bahwa wanita penyandang disabilitas harus lebih didukung dalam keputusan mereka untuk menyusui dan memerlukan akses yang lebih besar ke sumber daya klinis yang mendukung disabilitas dan informatif serta komunikasi yang mudah diakses," tulis peneliti PMC, Erin Andrews, seperti yang dikutip pada Rabu 20 November 2024.

Sebelumnya, pada Januari 2024 American Journal of Public Health menerbitkan penelitian yang menyebutkan bahwa Tingkat inisiasi menyusui dini ibu yang menyandang disabilitas lebih rendah dari pada ibu yang tidak mengalami kondisi disabilitas. Penelitian itu mengungkap, ibu disabilitas memberikan ASInya lebih rendah 60 persen dari pada ibu yang tidak menyandang disabilitas.

Dalam penelitian PMC dipaparkan beberapa contoh kasus kesulitan yang dialami oleh ibu dengan disabilitas seperti ibu disabilitas fisik mungkin mengalami kesulitan tertentu soal posisi, ibu tuna rungu mungkin kesulitan berkomunikasi dengan konsultan laktasi, dan ibu dengan disabilitas intelektual mungkin mengalami kesulitan mengajari bayi untuk menyusu dengan benar.

Manfaat kesehatan dari menyusui telah mendapat perhatian besar dalam literatur kesehatan. Salah satu manfaat ASI bagi bayi adalah penurunan morbiditas dan mortalitas akibat penyakit menular. Lantaran itu, Organisasi Kesehatan Dunia dan Akademi Pediatri Amerika merekomendasikan agar wanita menyusui secara eksklusif selama 6 bulan. 

Selain pemberian ASI eksklusif, Akademi Pediatri Amerika merekomendasikan untuk terus menyusui setidaknya selama 1 tahun, dan Organisasi Kesehatan Dunia merekomendasikan menyusui hingga 2 tahun.

Meskipun menyusui jarang dikontraindikasikan secara medis, hambatan untuk menyusui bagi ibu penyandang disabilitas dapat bersifat khusus karena disabilitas atau diperburuk oleh hambatan akses dan kurangnya perawatan, termasuk dukungan laktasi.

"Misalnya, pengeluaran ASI dapat menjadi masalah bagi wanita dengan cedera sumsum tulang belakang, karena refleks pengeluaran ASI dapat terganggu karena berkurangnya atau tidak adanya masukan sensorik ke reseptor taktil di payudara, yang biasanya merangsang produksi ASI melalui saraf aferen di akar dorsal," kata Andrews.

CHETA NILAWATY

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus