Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kurikulum mata pelajaran Bahasa Indonesia sedang diuji coba untuk sekolah-sekolah di Timor Leste. Saat ini, Bahasa Indonesia sudah menjadi mata pelajaran wajib bagi sekolah tingkat SMA/SLTA. Namun, Pemerintah Timor Leste belum memiliki standardisasi kurikulum untuk itu.
Hal tersebut disebut menyulitkan para guru Bahasa Indonesia di SMA/SLTA Timor Leste untuk menentukan standar kompetensi lulusan bagi para pemelajar.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Dili melakukan uji coba hasil pengembangan kurikulum tersebut untuk SMA/SLTA di Distrik Ermera, Timor Leste. Tepatnya, kegiatan dilaksanakan di Ensino Secundaria Geral (ESG) Nino Conis Santana Ermera selama dua hari, diikuti oleh 30 guru bahasa Indonesia di sana.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut adalah Direktur Jenderal Kurikulum Kementerian Pendidikan Timor Leste, Kepala Sekolah, serta Guru Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) KBRI Dili.
“Dengan adanya kurikulum bagi SMA, diharapkan dapat memperkuat pemahaman guru bahasa Indonesia serta menjadi panduan untuk seluruh SMA di Timor Leste dalam mengajarkan bahasa Indonesia,” ungkap Atdikbud KBRI Dili, Ikhfan Haris di Pusat Budaya Indonesia, Dili pada akhir Juli lalu dilansir dari situs Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Lebih lanjut, Ikhfan mengatakan bahwa dipilihnya Distrik Ermera sebagai lokasi uji coba adalah karena jumlah guru Bahasa Indonesia yang ada di Ermera lebih banyak dibandingkan dengan distrik lainnya di Timor Leste.
Uji coba direncanakan akan diadakan di dua distrik tahun ini, pertama di Distrik Ermera dan kedua di Distrik Liquica yang diperkirakan akan berlangsung pada September mendatang.
Melalui uji coba ini, diharapkan seluruh guru bahasa Indonesia khususnya di Distrik Ermera secara perlahan dapat mengimplementasikan rumusan kurikulum yang telah disusun. Kurikulum bahasa Indonesia tersebut ditargetkan akan mulai diimplementasikan di seluruh SMA/SLTA di Timor Leste mulai tahun ajaran baru di 2024.
Elishabeth, salah satu peserta yang mengikuti kegiatan uji coba, mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi guru Bahasa Indonesia khususnya yang mengajar di SMA/SLTA. Dia berterima kasih kepada KBRI Dili karena telah memilih Distrik Ermera sebagai tempat pertama untuk uji coba.
“Uji coba ini tentunya memberikan manfaat secara langsung bagi guru Bahasa Indonesia di Ermera untuk menentukan standar pengajaran di kelas. Selain itu kegiatan ini sekaligus dapat menambah wawasan bagi guru bahasa Indonesia di Ermera,” ujarnya.
Adapun uji coba kurikulum difokuskan pada penguatan metode pengajaran Bahasa Indonesia, pengajaran sejawat, serta pendampingan pengajaran di sekolah. Kegiatan tersebut difasilitasi oleh pengajar BIPA KBRI Dili.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini