Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Akhir April lalu beredar video yang memperlihatkan penampakan deretan lampu jalan yang disebut warga setempat sebagai lampu pocong di jalanan Kota Medan. Namun, banyak lampu jalan itu tak menyala sebagai fungsinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Penampakan pocong dan kuburan di Jalan Gatot Subroto Kampung Lalang,” tulis warganet membagikan videonya di akun @yazidrebornndi di pengujung April lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lampu pocong merupakan proyek penerangan jalan oleh Pemerintah Kota Medan, Sumatera Utara. Diberi nama “pocong” oleh warga lantaran sekilas bentuknya menyerupai kepala pocong. Proyek tersebut diterapkan di jalan Gatot Subroto, Jalan Sudirman, Jalan T Imam Bonjol, Jalan Putri Hijau, Jalan Brigjen Katamso, Jalan Juanda, dan Jalan Suprapto.
Dalam akun twitter @bobbynasution_ mengatakan bahwa hasil pemeriksaan terkait lampu jalan yang disebut lampu pocong oleh masyarakat Medan ini menjadi proyek gagal.
“Karena baik dari material yang digunakan, speknya, jarak antar lampunya, pokoknya banyak sekali hampir menyeluruh ini tidak sesuai dengan spek” kata Bobby.
Uang Rp 21 Miliar lebih yang sudah diberikan juga diminta untuk dikembalikan oleh Walikota Medan ini. Selain itu, pembongkaran lampu ini juga harus dilakukan oleh pemilik bangunan, karena ternyata bangunan ini belum diserahkan pada Pemerintah Kota Medan.
Komisaris GMNI FISIP USU, Diga Pinem, menganggap anggaran yang diberikan merupakan pemborosan anggaran. “Untuk apa lampu bagus, tapi jalan banyak yang bolong,” katanya kepada Tempo.co, 17 Mei 2023. Lampu jalan yang banyak dicuri juga menjadi alasan bahwa pemerintah tidak memikirkan potensi buruk yang akan terjadi.
Proyek ini juga tidak memiliki manfaat yang cukup besar bagi masyarakat. Hal ini dikarenakan dari banyaknya lampu yang berdiri juga hanya beberapa lampu yang hidup.
Menanggapi soal pengembalian anggaran yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Medan, ia merasa pemerintah sedang melucu. “Mereka yang buat kebijakan, mereka yang menetapkan siapa yang mengeksekusi proyek, mereka juga minta balik sama kontraktor,” kata Diga.
Menurut Diga, pemerintah sedang membangun opini seolah-olah Pemerintah Kota Medan saat ini sangat profesional. “Gagalnya bukan cuma di proyek, pemilihan penanggungjawab proyek juga” kata dia, menegaskan.
Pilihan Editor: Heboh Lampu Pocong Senilai Rp 25 Miliar di Kota Medan, Kok Bikin Berang Bobby Nasution?
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.