Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Mardani Ali Sera Puji Puan Maharani: Dia Career Path-nya Ada

"Saya agak puji Mbak Puan Maharani, sebelum ketua DPR kan Ketua Pemenangan Bapilu, kemudian DPR, kemudian Menko. Career path-nya ada," kata Mardani.

29 Juli 2020 | 08.17 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera, memuji politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP Puan Maharani.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Mardani, Puan memiliki rekam jejak berpolitik sebelum akhirnya duduk menjadi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hal ini disampaikan Mardani saat berbicara dalam diskusi bertajuk "Undang-undang Pilkada dan Kekhawatiran Menguatnya Dinasti Politik" yang berlangsung hari ini.

"Saya agak puji Mbak Puan, sebelum ketua DPR kan Ketua Pemenangan Bapilu, kemudian maju DPR, kemudian maju Menko. Career path-nya ada," kata Mardani, Selasa, 28 Juli 2020.

Puan Maharani pernah menjadi Ketua Badan Pemenangan Pemilu atau Bapilu PDIP Jawa Tengah. Ia juga menjadi anggota DPR dari PDIP pada Pileg 2014, tetapi mundur lantaran diangkat menjadi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.

Pada Pileg 2019, Puan kembali lolos menjadi anggota Dewan. Ia lantas duduk sebagai Ketua DPR. Di Dewan Pimpinan Pusat PDIP, Puan menjabat sebagai Ketua Bidang Politik dan Keamanan.

Mardani menyebut dinasti politik adalah hal yang buruk bagi demokrasi. Ia mengakui praktik serupa juga terjadi di beberapa negara. Namun, menurut dia, ada dua jenis dinasti politik jika dipetakan lebih jauh.

Di Amerika Serikat, kata Mardani, yang terjadi adalah pola mentor. Ia mencontohkan George H.W. Bush dan anaknya, George W. Bush, yang sama-sama menjabat sebagai presiden di Negeri Abang Sam itu.

"Bush senior, Bush junior, masing-masing bekerja dari bawah. Sehingga bapaknya mementor anaknya, mengikuti career path yang baik," kata Mardani.

Menurut Mardani Ali Sera, yang tidak tepat dan berbahaya adalah ketika politik kekerabatan itu terjadi secara instan, sedangkan calon yang maju tak pernah menempati jabatan publik. "Ini berbahaya ketika prosesnya instan, tiba-tiba saja dia langsung maju dan bertanding," kata dia.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus