Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Membenahi Bekas PPI

PPI'85 ditutup resmi oleh Wapres Wirahadikusumah. Hasilnya cukup memuaskan. Direncanakan akan diadakan lima tahun sekali. (nas)

21 September 1985 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LOGO "Pameran Produksi Indonesia 85" telah ditutup dengan layar merah. Artinya, PPI 85, sebuah pameran pembangunan sejak kemerdekaan 40 tahun lalu, ditutup resmi oleh Wakil Presiden Umar Wirahadikusumah, Sabtu pekan lalu. Pameran raksasa selama satu bulan (kemudian diperpanjang dua minggu) yang diikuti 1.320 peserta - yang terdiri dari 50 lembaga pemerintah dan 900 BUMN (badan usaha milik negara) dan swasta - telah memperagakan hasil pembangunan dan barang-barang buatan lokal. Secara keseluruhan, kata Menteri Perindustrian Hartarto yang menjadi koordinator panitia penyelenggara PPI 85, sasarannya telah tercapai. "Apresiasi terhadap PPI 85 ini sangat besar," katanya. "Apa yang ditampilkan telah memberikan sumbangan dalam upaya membangkitkan rasa kebanggaan terhadap hasil-hasil pembangunan yang sudah dicapai." Ucapan Hartarto itu, agaknya, terbukti dengan jumlah pengunjung yang selalu membludak dan berasal dari berbagai penjuru tanah air. Usaha panitia "menggiring" pengunjung ke arena PPI di sekitar tugu Monas itu antara lain dengan karya wisata nasional. Artinya, tiap kabupaten atau kota madya diharuskan mengirimkan utusan menonton PPI 85. Pemda, konon, ikut membiayai pengiriman pengunjung dari daerahnya itu. Jumlah pengunjung, sampai Sabtu pekan lalu, sekitar 9,6 juta orang. Panitia pameran juga merasa lega karena sebagian besar pengunjung tergolong angkatan muda, terutama pelajar. "Sasarannya memang memberikan kesempatan kepada kalangan generasi muda untuk menarik manfaat sebanyak-banyaknya dari PPI ini," kata M. Rachmatmihardja, kepala Bagian Humas PPI 85. Tentu saja kegiatan bisnis menjadi sasaran pokok pameran yang baru pertama kali diselenggarakan ini. Selama 45 hari, terjadi transaksi US$ 48,4 juta, sebagian besar yaitu US$ 42,6 juta dari komoditi pertanian. Jumlah itu tidak termasuk penjualan hasil produksi dan jasa yang memang tidak diperbolehkan kecuali sekadar untuk promosi ekspor dan hasil industri kecil. Walau demikian, tidak terlihat ada stan yang merasa rugi dan angkat kaki sebelum usai, termasuk setelah diperpanjang dua minggu itu. "Yang ada, cuma lima peserta swasta yang hanya buka setengah hari," kata Rackmatmihardja. Itu untuk mengurangi gaji penjaga stan, biaya listrik, dan air. Sewa stan tidak dipungut selama dua minggu perpanjangan waktu. Sedang stan milik pemerintah diharuskan buka sampai PPI selesai karena seluruh biaya dijamin dengan anggaran tersendiri. Agaknya, yang masih tetap akan sibuk adalah Pemda DKI Jakarta setelah PPI ini ditutup. "Begitu selesai PPI ini, para peserta secara otomatis harus membongkar bangunannya," kata Gubernur Soeprapto. Namun, masih ada beberapa bangunan, di luar jalan, yang mungkin bisa dipertahankan untuk tetap menjadi pusat informasi. Sebagai contoh, kata Soeprapto, ekspose Perumnas akan dibiarkan berdiri di kawasan paru-paru Ibu Kota, Monas. Informasi mengenai rumah sederhana itu dianggap sangat diperlukan oleh sebagian besar masyarakat. "Beda dengan informasi mengenai pertanian yang tidak harus diperlukan setiap hari," katanya. Karenanya, areal stan sektor pertanian seluas 18.000 m2 itu akan segera digempur dan dikembalikan ke bentuk semula. Dengan berakhirnya PPI 85 itu, agaknya dirasa perlu untuk menyelenggarakannya secara tetap. "Minimal lima tahun sekali, setiap akhir Pelita, PPI itu dilangsungkan," kata Gubernur Soeprapto. Mungkin tempatnya tidak harus di silang Monas. Apalagi, katanya, Pekan Raya Jakarta (PRJ) memang direncanakan dipindah ke kawasan bekas pelud Kemayoran.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus