Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar menyatakan sedang memperjuangkan pembentukan Direktorat Jenderal Pondok Pesantren. Direktorat itu akan bertugas untuk mengayomi pesantren.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kementerian Agama segera membentuk suatu direktorat jenderal khusus yang akan mengurus sekaligus untuk mengayomi pondok pesantren," kata Nasaruddin saat menghadiri perayaan Harlah ke-42, Pondok Pesantren Islam Miftachussunnah ll, lstighosah Kebangsaan, dan Peringatan Hari Pahlawan di Masjid Nasional Al-Akbar, Surabaya, Jawa Timur, dikutip rilis resmi, Jumat 15 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Nasaruddin mengatakan pesantren merupakan lembaga yang murni lahir dari rahim nusantara. Ia menambahkan, fakta menunjukkan perintis dunia kependidikan yang sistematis dalam sejarah bangsa Indonesia adalah pondok pesantren. Hal ini terjadi bahkan sebelum Belanda datang ke Indonesia.
Mengutip Nurcholish Madjid, ia menyatakan bahwa seandainya Indonesia tidak dijajah Belanda, maka perguruan tinggi yang berkembang saat ini adalah Universitas Termas, Universitas Lirboyo, Universitas Tebu Ireng, dan universitas dari pesantren-pesantren lainnya. "Bukan UI, ITB, IPB, atau kampus-kampus lainnya," ujar Nasaruddin.
Karena itu, Nasaruddin mengatakan, sudah saatnya pondok pesantren merebut masa jayanya seperti yang pernah terjadi di masa lampau. "Sudah waktunya pondok pesantren ini menjadi tuan rumah di dalam rumahnya sendiri, di negeri ini," kata Nasaruddin.
Ia menjelaskan bahwa terbitnya undang-undang tentang pesantren adalah bentuk dari kehadiran Kementerian Agama memberikan eksistensi dan legitimasi terhadap pondok pesantren.
Menurut Nasaruddin, penanaman karakter di pesantren sangat efektif. Sistem pemondokan yang ada di pesantren memungkinkan para santri mendapat pengawasan selama 24 jam. "Dan ini adalah di antara keunggulan pesantren. Sebab waktu yang sering rawan menimbulkan masalah adalah setelah pulang dari sekolah," ujarnya.
Pilihan editor: Menko Muhaimin Bilang Judi Online sebagai Bencana Sosial