JUDUL cuplikannya Perkawinan di Kerajaan Bumi. Bagian novel The Last Temptation of Christ ini disiarkan majalah sastra Horison, Jakarta, Januari 1968. Tapi cerita "perkawinan" Yesus dengan Maria Magdalena itu aman dari tanggapan. Berbeda dengan cerpen Langit Makin Mendung-nya Kipandji Kusmin, yang mempersonifikasikan Tuhan di Sastra yang meledakkan reaksi. Bahkan H.B. Jassin, penanggung jawab majalah itu, dihukum pidana. The Last Temptation of Christ (Godaan Terakhir bagi Kristus) ditulis Nikos Kaantzakis sejak 1950 hingga 1951. Ketika novel itu terbit, Paus memberi reaksi dengan memasukkan dalam indeks buku yang dikucilkan agar tak dibaca umat. Kazantzakis segera mengirim kawat ke Vatikan, dengan mengutip penulis Terulliam, berbunyi: "Ad tuum, domine, tribunal apello (Kepada Mahkamah Suci, aku sampaikan imbauanku). Novel itu, menurut Vatikan, memang bid'ah. Pada bagian XXX, misalnya, Kazantzakis mendeskripsikan suasana di bukit Nazareth yang mengembang di bawah cahaya matahari, ketika malaikat menyambut perkawinan yang hiruk-pikuk dengan dering gelang-gelang dan kalung itu. Maria Magdalena bermahkotakan bunga limau. Di kala dia bergegas, cadarnya yang merah menyala menggelembung. Ia bcrdiri di depan mempelai lelaki. Tersipu. Ia juga gemetar. Kazantzakis bukan hanya mnyenandungkan mentari menggantun di atas kepala sejoli pengantin imajinasinya. Juga ada warna bilur angin lembut yang menerbangkan helai-helai kembang jeruk gugur, menaburi "dua tubuh telanjang gulung-menggulung di tanah". Kendati kisah diungkap dan mimpi Yesus dilukiskan terkesima, "Aku tidak pernah tahu bahwa segala kesenangan menikmati tubuh itu bukan dosa." Kazantzakis bahkan menyuruh Yesus menggugat, dan berteriak, "Aku manusia. Tidak adil! Tuhan Yang Mahakuasa, engkau tidak adil." Novel Kazantzakis yang lain, yang ditulisnya pada 1943, Zorba the Greek, diangkat ke layar perak pada 1964. Pemeran utamanya Anthony Quinn. Kisahnya tentang sebuah wujud kebebasan: tak mau terikat pada Barat atau menggandul ke Timur. Zorba, si Yunani penuh gairah itu, berbuat apa saja. Ia berdansa, ber- puisi, membebaskan wanita, dan sibuk. Kazantzakis mengarang lebih dari 30 buku. Ada drama, novel, puisi, filsafat. Dan di antara yang monumental, menurut Morton P. Levitt, yang menulis The World and Art of Nikos Kazantzakis, adalah The Odyssey: A Modern Sequel. Epik yang dikerjakannya sejak 1924 hingga 1938 ini tiga kali panjangnya dari aslinya yang dltulis Homerus, penyair Yunani abad IX. Pada 1947 ia ditunjuk Unesco sebagai direktur biro penerjemah karya-karya klasik. Kazantzakis, yang juga pernah adi menteri itu, kalah satu suara dari Albert Camus ketika 1957 dicalonkan layak menerima Nobel kesusastraan. Ia pernah belajar di Italia. Pada 1907-1909 ia mempelajari filsafat Henri Bergson di College de France. Doktornya, dalam ilmu hukum, diraih setelah ia menulis disertasi mengenai filsafat Friedrich Nietzsche. Bersama istrinya, Elini Samios Kazantzakis mengadakan dan menulis perjalanannya ke Eropa, Asia, juga Afrika. Ia dua kali ke Uni Soviet, dan sangat kecewa dengan komunis. Karena itu, ia tetap pada "cara" Yunani, seperti tercermin dalam pengantar novel yang diangkat Martin Scorsese ke film itu, yang kini berulang mengusik akidah Kristiani: "menyalib" Yesus untuk kedua kalinya. "Aku yakin, setiap manusia-bebas yang membaca buku yang begitu penuh kasih akan lebih baik dari kapan pun juga dibanding sebelumnya, dalam mencintai Kristus," begitu ia berujar. Dirinya, katanya lagi, walau dalam gereja Katolik Ortodoks, yang membekalinya adalah "bebas". Dia alpa, agaknya. Yang ada di dunia ini mustahil seluruhnya mengenal "cara" Yunani. Lalu apa peduli dengan elah-kilah "mencintai" Kristus seperti ditawarkannya, padahal dia sudah dicerca keluar dari dogma? Kazantzakis lahir pada 2 Desember IS85 di Pulau Kreta, Yunani. Meninggal di Freidburg, Jerman Barat, 26 Oktober 1957, mayatnya dikebumikan tanpa melewati upacara misa-arwah dari gereja. Itukah penyaliban untuk rohnya, setelah vonis bahwa dia memang harus mati sebagai "sampah" karena murtad? Zakaria M. Passe
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini