Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bagaikan menunggu bajaj belok. Ini gurauan yang tepat untuk menggambarkan siapa saja yang akan tergusur, atau menggantikan posisi menteri dalam kabinet baru yang kabarnya akan diumumkan dalam waktu dekat. Kapan persisnya? Siapa saja yang bakal dicopot atau digeser? Wallahualam. Tak ada yang tahu pasti. Ibaratnya, selain Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, kalau diplesetkan, hanya sang sopir bajaj yang tahu kapan kendaraan roda tiga itu akan berbelok—yang serba tak terduga itu.
Presiden Yudhoyono sejauh ini cuma memberikan ancar-ancar waktu perombakan kabinet itu, yakni pada awal Mei, dua pekan lagi. Sudah di ambang pintu, memang. Banyak pihak yang menduga bakal muncul sejumlah nama baru yang akan membantu SBY mengelola pemerintahan hingga 2009 kelak.
Berikut sejumlah nama yang beredar akan masuk dalam jajaran kabinet baru:
Dari jalur Golkar (Jusuf Kalla) Theo Sambuaga
Pria kelahiran Manado, Sulawesi Utara, 6 Juni 1949 ini adalah salah seorang ketua Dewan Pengurus Pusat Partai Golkar. Ia pernah menjadi mantan Menteri Tenaga Kerja (1998) dan Menteri Negara Perumahan dan Permukiman di era Presiden Habibie (1998–1999). Sejak muda, Theo aktif di Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan pada 1974 ikut dalam gelombang aktivis mahasiswa semasa kuliah di Universitas Indonesia. Pindah jalur ke Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) hingga menjadi Sekretaris Jenderal pada 1981, Theo pernah menjajal kemampuannya dalam konvensi calon presiden di partai Golkar, menuai dukungan dari Sulawesi Utara dan Tengah.
Burhanuddin Napitupulu
Saat Akbar Tanjung menjadi Ketua Umum Golkar, Burhanudin sempat terusir dari partai karena bersikeras tak ingin memberi dukungan kepada Megawati Soekarnoputri pada Pemilu 2004. Namun, pria kelahiran Tapanuli, 9 Maret 1942 itu kembali masuk dalam kepengurusan Golkar setelah Jusuf Kalla terpilih sebagai Ketua Umum.
Muhammad Said Didu
Birokrat dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) ini kini duduk sebagai orang kedua di Kementerian BUMN, yakni Sekretaris Kementerian BUMN. Ia sempat pula menjadi anggota MPR pada periode 1997–1999. Doktor kelahiran Makassar, Sulawesi Selatan, 1962, ini punya spesialisasi Teknologi dan Manajemen Agroindustri. Ia memperoleh gelar Doktor dari Institut Pertanian Bogor untuk bidang Teknologi Pertanian.
Anas Urbaningrum
Namanya meroket sejak reformasi 1998. Ketika itu Anas yang menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (1997–1999) terpilih menjadi anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang menyelenggaran Pemilu demokratis pertama pada 1999. Pria kelahiran Blitar, Jawa Timur, 15 Juli 1969, ini kemudian terpilih kembali sebagai anggota KPU dan juga anggota tim yang memverifikasi partai politik beserta Undang-Undang Politik. Pada 2005, ia keluar dari KPU dan bergabung dengan Partai Demokrat sebagai salah seorang Ketua Dewan Pengurus.
Dari jalur Golkar (Agung Laksono) Andi Mattalata
Pria kelahiran Bone, Sulawesi Selatan, 30 September 1952 ini adalah salah seorang Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Golkar yang juga menjabat sebagai ketua Fraksi Partai Golkar di DPR. Andi boleh dibilang senior di partai berlambang beringin ini mengingat pada 1970 ia sudah menjadi pengurus Dewan Perwakilan Daerah Golkar. Sebelum menjadi anggota parlemen pada 1988 hingga saat ini, aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) ini berkarier sebagai pengajar di Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan.
Muladi
Bekas Rektor dan Guru Besar Ilmu Hukum Pidana Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, ini pernah menjadi Menteri Kehakiman (1998) dan Menteri Kehakiman merangkap Menteri Sekretaris Negara (1998–1999). Aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) yang lahir di Solo, Jawa Tengah, 26 Mei 1943, ini dikenal dekat dengan bekas Presiden Habibie dan aktif sebagai Direktur Eksekutif di The Habibie Center, Jakarta. Pada 2001, ia mundur dari posisi sebagai hakim agung setelah Presiden Abdurrahman Wahid urung mengangkatnya sebagai Ketua Mahkamah Agung. Kini ia menjabat sebagai Ketua Badan Hukum dan Hak Asasi Manusia Partai Golkar.
Yuddy Chrisnandi
Aktif sebagai penggagas hak interpelasi soal resolusi Iran, pria kelahiran Bandung, Jawa Barat, 29 Mei 1968, ini dikenal sebagai anak muda yang vokal dalam jajaran politisi muda Golkar di DPR. Yuddy pernah menjadi staf khusus Wakil Presiden Hamzah Haz bidang politik dan keamanan dan penasihat ahli Kapolri Jenderal Roesmanhadi (1999–2000). Bekas aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ini yang memperoleh gelar Magister Ekonomi dari Universitas Indonesia ini kini duduk di Komisi Pertahanan dan Luar Negeri.
Jalur Partai Demokrat: T.B. Silalahi
Ia lahir di Balige, Sumatera Utara, 17 April 1938, dan lulusan Akademi Militer Nasional 1961. Jabatan militer terakhirnya adalah Asisten I Kepala Staf Angkatan Darat dengan pangkat mayor jenderal pada 1988. Ia pernah menjadi Sekretaris Jenderal Departemen Per-tambangan dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (1993–1998). Sejak kampanye Pemilihan Umum 2004, Silalahi aktif dalam tim kampanye Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan sempat diangkat sebagai penasihat khusus.
Jalur lain: Roy B.B. Janis
Roy Binilang Bawatanusa Janis adalah be-kas salah satu ketua Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Belakangan ia keluar partai itu setelah berseteru dengan Megawati Soekarnoputri, sang ketua umum, tentang gerakan pembaharuan di partai pemenang Pemilu 1999 ini. Pada 2005, Roy dan sejumlah politisi papan atas PDIP lainnya keluar dan mendirikan Partai Demokrasi Pembaharuan. Bekas aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia ini kini sedang mempersiapkan partai barunya untuk berlaga di Pemilu 2009.
Kurie Suditomo
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo