Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Sejak abad ke-7 banyak kerajaan yang berdiri di Jawa Tengah, salah satunya Kerajaan Kalingga yang diperintah oleh Ratu Shima pada tahun 674 M. Dilansir dari laman jatengprov.go.id, kerajaan ini adalah kerajaan yang bercorak Hindu Buddha yang terletak di pesisir utara Jawa Tengah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Namun, sampai sekarang masih belum diketahui lokasi pasti dari Kerajaan Kalingga. Beberapa ahli memprediksi lokasi kerajaan ini berada di antara tempat yang sekarang menjadi Pekalongan dan Jepara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ketidakjelasan lokasi kerajaan ini salah satunya disebabkan oleh sedikitnya sumber sejarah. Kebanyakan sumber sejarah kerajaan ini bahkan berasal dari catatan China, tradisi setempat, dan naskah Carita Parahyangan yang telah disusun selama berabad-abad. Pada abad ke-16, atau kurang lebih 10 abad setelah Kerajaan Kalingga berdiri, disinggung secara singkat tentang Ratu Shima yang memiliki kaitan dengan Kerajaan Galuh, salah satu kerajaan sunda yang lokasinya terletak antara Sungai Citarum dan Sungai Ciserayu.
Salah satu sumber catatan yang menjelaskan secara detail terkait lokasi Kerajaan Kalingga adalah Catatan dari zaman Dinasti Tang (618 - 906 M). Catatan ini mengatakan bahwa Ho-lng terletak di Lautan Selatan. Di sebelah utaranya terletak Ta Hen La (Kamboja), di sebelah timurnya terletak Po-Li (Pulau Bali) dan di sebelah barat terletak Pulau Sumatera. Tetapi, catatan ini tidak menyebutkan secara jelas dimana lokasi Kerajaan Kalingga berada, apakah di Pekalongan atau di Jepara.
Dalam laman keling.jepara.go.id, dijelaskan bahwa asal-usul salah satu Kecamatan di Jepara, yaitu Keling, berasal dari nama Kerajaan Kalingga. Etimologi kata Keling yang berasal dari Kalingga kemudian diperkuat dengan ditemukannya empat arca batu di Puncak Rahtawu atau Gunung Muria.
Empat arca batu itu adalah arca Batara Guru, Narada, Togog, dan Wisnu. Adanya empat arca batu yang sangat berat ini menjadi misteri karena beratnya dan lokasinya yang berada di ketinggian.
Balai Arkeologi Yogyakarta juga menemukan Prasasti Rahtawun dan enam tempat pemujaan yang letaknya tersebar dari arah bawah hingga ke puncak. Masing-masing diberi nama (pewayangan) Bambang Sakri, Abiyoso, Jonggring Saloko, Sekutrem, Pandu Dewonoto, dan Kamunoyoso. Adanya arca batu dan tempat pemujaan ini menjadi bukti bahwa Keling memang dulunya adalah pusat dari Kerajaan Kalingga.
Sedangkan bukti Kerajaan Kalingga berada di Pekalongan berasal dari catatan Cheng Ho, seorang panglima asal Dinasti Ming. Catatan ini menyebutkan bahwa armada perang Cheng Ho pernah singgah di suatu wilayah bernama Poe-Chua-Lung yang sekarang dikenal sebagai Pekalongan. Wilayah pesisir di utara Jawa Tengah.
NAUFAL RIDHWAN ALY
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.