Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Surabaya
Populasi Sapi Turun Sejuta Ekor
Badan Pusat Statistik Jawa Timur merilis hasil Sensus Pertanian 2013, yang antara lain menyebutkan populasi sapi dan kerbau di Jawa Timur turun hingga 1,23 juta ekor. Hasil pendataan sapi potong, sapi perah, dan kerbau pada 2011 mencatat ada 5,06 juta ekor. Jumlah itu anjlok menjadi 3,83 juta ekor saat sensus terbaru dilakukan. "Ini penurunan terbesar," kata Kepala BPS Jawa Timur Sairi Hazbullah kepada Tempo, Senin pekan lalu.
Menurut dia, penurunan populasi sapi dan kerbau mungkin dipengaruhi efek psikologis dari penurunan secara nasional. Jawa Timur sebagai sentral sapi nasional menjadi pusat perburuan sapi dan kerbau dari provinsi lain. "Karena populasi dari provinsi lain berkurang, yang diburu ya pusatnya, Jawa Timur," katanya.
Kepala Dinas Peternakan Jawa Timur Maskur mengaku belum menerima hasil sensus tersebut. Namun dia memastikan tak ada penurunan populasi sapi di wilayahnya. Maskur merujuk pada empat indikator, yakni kelahiran meningkat, pemotongan sapi menurun, pengiriman sapi ke luar provinsi bisa dikendalikan, dan tak ada wabah penyakit yang menyebabkan kematian. "Idul Adha (15 Oktober) nanti, kita tak akan kekurangan sapi."
Agita S. Listyanti
Surabaya
Rekor MURI untuk Panjebar Semangat
Majalah mingguan Panjebar Semangat, Surabaya, memecahkan rekor sebagai majalah berbahasa Jawa tertua di Indonesia ala Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI). Terbit perdana pada 2 September 1933, saat ini Panjebar Semangat memasuki usia ke-80 tahun. Menurut Arkandi Sari, pemimpin redaksi sekaligus pemimpin PT Pancaran Semangat Jaya, yang menerbitkan Panjebar Semangat, oplah majalahnya mencapai 22 ribu eksemplar per minggu.
"Majalah ini konsisten menjaga kearifan lokal sejak 1933," kata Paulus Pangka, Manajer Senior MURI, saat memberikan penghargaan di Taman Sari Surabaya, Senin pekan lalu. Panjebar Semangat didirikan Dr Soetomo (pendiri Budi Utomo) dibantu Imam Supardi. Bermodal nekat, majalah ini diterbitkan untuk mengobarkan semangat merebut kemerdekaan. Yang menarik, pengelola tidak memakai bahasa Indonesia yang ditetapkan sebagai bahasa persatuan lewat Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928. Mereka memilih bahasa Jawa dan terbukti masih bisa bertahan hingga saat ini.
Menurut Paulus, bahasa merupakan cermin tingginya peradaban. Lagi pula, penyampaian pesan moral sering lebih mudah diterima bila menggunakan bahasa ibu atau bahasa daerah. "Bahasa lokal ini yang harus diajarkan dan tetap dipertahankan. Ini kekhasan kita," ujarnya.
Tantangan semakin berat lantaran bahasa Jawa sekarang tak lagi diajarkan di sekolah menengah, tapi hanya sampai di sekolah dasar. Arkandi berharap bahasa Jawa tak hilang, tapi semakin dicintai. "Bagaimanapun sulitnya, majalah ini harus tetap diterbitkan," katanya.
Agita S. Listyanti
Malang
Ribuan Rumah Murah Dipasarkan
Sebanyak 24 perusahaan pengembang perumahan dan 9 perbankan mengikuti pameran perumahan rakyat di Gedung Kartini, Malang, Selasa hingga Sabtu pekan lalu. Pameran yang diselenggarakan oleh Kementerian Perumahan Rakyat ini menyediakan rumah bersubsidi tapak. "Harganya murah, maksimal Rp 88 juta per unit," kata Wawan, panitia pameran, di lokasi pameran, Selasa pekan lalu.
Perbankan menyediakan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan bagi warga yang hendak membeli rumah sejahtera tapak. Kredit perumahan yang dikucurkan bunganya relatif rendah, yakni 7,25 persen per tahun, jauh lebih murah dibanding bunga komersial. Untuk kredit Rp 75 juta dengan tenor 20 tahun, nasabah cukup mengangsur Rp 18 ribu per hari.
Umang Giyanto, Direktur PT Bulan Terang Utama, salah satu peserta pameran, sanggup membangun 10 ribu rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah dalam waktu dua tahun. "Jika lahan dan sumber daya manusia tersedia, paling setahun selesai," katanya. Saat ini 4.000 calon pembeli masuk daftar tunggu perusahaan ini.
Eko Widianto
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo