WOLFOWITZ pergi. Lalu datanglah John Monjo. Tampaknya ucapan ini akan segera menjadi kenyataan. John Monjo, 58 tahun, yang sekarang menjabat sebagai Duta Besar Amerika erikat di Kuala Lumpur, Malaysia, kabarnya, akan segera pindah ke Jakarta, menggantikan Paul Wolfowitz sebagai Dubes untuk Indonesia. Bagi Monjo, Jakarta bukan kota asing. Pada tahun 1982-1984 diplomat yang fasih berbahasa Indonesia dan Melayu ini menjabat sebagai Wakil Duta Besar AS di Indonesia. Setelah itu ia naik pangkat menjadi Deputi Paul Wolfowltz yang waktu itu menjabat sebagai Asisten Menteri Luar Negeri untuk wilayah Asia Timur dan Pasifik. Ternyata kemudian Wolfowitz ditunjuk menjadi Duta Besaf di Jakarta, Maret 1986. Dan Monjo menduduki posnya di Kuala Lumpur sejak Juni 1987. Ditunjuknya Monjo menggantikan Wolfowitz, akan membenarkan anggapan bahwa Monjo ditakdirkan untuk selalu mengikuti jejak Wolfowitz, yang tiga belas tahun lebih muda itu. Padahal awal karier Wolfowitz dan penggantinya ini sangat berbeda. Setelah lulus dari Wharton School of Economy, University of Pennsylvania, selama tiga tahun Monjo mengikuti dinas angkatan laut. Kemudian ia langsung membina karier sebagai diplomat semenjak 1957. Ayah dua anak ini sempat ditugaskan di Jepang, Kamboja, Korea dan Maroko. Selain itu pernah memegang Filipina dan Jepang sebagai negara yang harus diawasinya dari Washington DC. Sedangkan Wolfowitz mula-mula menjadi pengajar ilmu politik di berbagai universitas. Setelah itu ia memasuki kementerian pertahanan (Pentagon), lantas meloncat ke kementerian luar negeri. Setelah tiga tahun yang sukses sebagai Dubes di Jakarta, kini Wolfowitz ditarik kembali ke Pentagon buat menduduki jabatan setingkat Dirjen untuk urusan kebijaksanaan di Pentagon. Kendati mempunyai awal yang berbeda, kedua diplomat ini dikenal berkemampuan tinggi. "Bedanya, Monjo lebih bercitra diplomat konvensional, jadi tak seakrab Wolfowitz," tutur seorang wartawan Amerika yang akrab dengan kedua tokoh ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini