Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sosial

Napak tilas wukuf nabi

Tidak ada kesepakatan dari para ulama bahwa wukuf di hari jumat disebut haji akbar. pada hari jumat dilakukan salat jumat dan wukuf serta sama dengan napak tilas wukufnya nabi muhammad saw.

22 Juni 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Adakah haji akbar? Tak ada kesepakatan bulat dari para ulama. Mungkin istilah akbar untuk membedakannya dengan umrah. Tapi memang ada nilainya wukuf di hari Jumat. TERKISAHLAH ketika Nabi Muhammad saw melakukan haji pertama dan terakhirnya, yang disebut haji wada'. Waktu itu kalender menunjukkan tahun kesepuluh Hijrah. Nabi setelah mengucapkan pidato di depan sekitar 135 ribu umatnya di Bukit Jabal Nur, lalu turun menuju Padang Arafat untuk melakukan wukuf. Sesampai di Padang Arafat Nabi pingsan, dan unta yang beliau naiki pun tidak kuat berdiri. Ketika siuman, Nabi bercerita pada sahabat bahwa beliau baru saja menerima wahyu terakhir, "Hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu ..." (Surat Almaaidah, ayat 3). Peristiwa ini terjadi pada hari Jumat menjelang salat asar. Ketika itulah Umar bin Khatab mengucapkan: wa dhalika hajjul akbar- inilah haji akbar. Riwayat itu ditulis dalam kitab Fiqhus Sirah, karya ulama Mesir terkemuka saat ini, Muhammad Al Ghazali. Kisah itu diceritakan kembali oleh K.H. Misbach, Ketua Majelis Ulama Jawa Timur, dalam khotbah Jumatnya pekan lalu, di Masjid Tanwir, Surabaya. Dari riwayat itulah, kata Kiai Misbach pula, sebagian umat- berdasarkan ucapan Umar bin Khatab- meyakini, bila wukuf (berhenti) di Arafat jatuh pada hari Jumat, musim haji itu disebut haji akbar. Maka, sebagian umat Islam melihat musim haji tahun ini sebagai haji istimewa. Inilah tahun haji akbar, karena wukuf di Arafat, 9 Zulhijah pekan ini, jatuh pada hari Jumat. Bila hanya sampai di situ orang menafsirkan ucapan Umar bin Khatab, tentu itu suatu hal yang biasa. Tapi sebagian umat menafsirkan lebih jauh. Yakni, berhaji dalam haji akbar pahalanya tujuh kali lipat daripada haji biasa. Anggapan seperti itu, kata Ketua Majelis Ulama Indonesia Pusat, K.H. Hasan Basri, tak hanya terjadi di Indonesia tapi juga di Pakistan, Bangladesh, dan Mesir. Anggapan itu sempat membuat Menteri Agama Munawir Sjadzali cemas, bila di musim haji tahun ini calon haji Indonesia membanjir. Bila kemudian jumlah calon itu hanya sekitar 79.500, turun dari tahun lalu yang lebih dari 81.000, itu mungkin karena Krisis dan Perang Teluk II, yang berlangsung dari Agustus 1990 sampai akhir Februari 1991. Coba lihat, dari akhir November 1990 sampai 14 Februari 1991, waktu pendaftaran calon haji, hanya tercatat sekitar 33.000 calon, dan itu pun belum semua calon membayar penuh. Begitu Perang Teluk selesai, akhir Februari, dan pendaftaran dibuka lagi sampai akhir Maret, jumlah calon menjadi sekitar 79.500 itu. Bayangkan, seandainya tak ada Perang Teluk. Tapi apakah benar, pertambahan lebih dari 65.000 jemaah dalam waktu hanya sebulan itu karena haji akbar yang memberikan pahala tujuh kali lipat itu? Banyak ulama tak sepaham bahwa wukuf pada hari Jumat adalah haji akbar. Apalagi bahwa haji akbar itu memiliki pahala tujuh kali haji biasa. Buya Hamka, misalnya, dalam bukunya Hamka Membahas Soal-Soal Islam, mengakui tidak menemukan bukti tentang haji akbar. Dari dua kitab hadis, kitab fikih berbagai mazhab, ditambah sekitar 15 kitab tafsir yang dikajinya, Hamka tak menemukan dalil yang menyebut haji akbar sama dengan naik haji tujuh kali. Memang ada sebuah hadis yang berbunyi: "Hari yang lebih utama ialah hari Arafat, bila wukufnya jatuh pada hari Jumat. Sedangkan wukuf pada hari Jumat itu lebih utama daripada 70 kali melakukan ibadah haji (yang wukufnya) tidak Jumat." Bisa jadi, dari hadis inilah munculnya keyakinan bahwa wukuf di hari Jumat memberikan keutamaan tujuh kali daripada wukuf di hari bukan Jumat. Tapi hadis ini diragukan kesahihannya. Ibnul Qayyim, ulama besar di abad ke-14, menyatakan hadis soal wukuf di hari Jumat lebih utama itu batil. Bahkan sang fukaha ini menegaskan, cerita yang sudah menjadi buah bibir pada kebanyakan orang awam ini tidak ada dasarnya sama sekali. Karena Rasulullah, para sahabat dan tabi'i, tidak pernah memberikan penjelasan seperti itu. Dari Indonesia, Azhar Basyir, 63 tahun, tokoh Muhammadiyah yang pada tahun ini ditunjuk sebagai wakil Amirul Hajj (wakil pemimpin jemaah haji), pun tak menemukan hubungan wukuf, Jumat, dan haji akbar. "Sudah saya bolak-balik tafsir-tafsir kuno, tak satu pun mengaitkan wukuf pada hari Jumat dengan haji akbar," katanya. Yang ditemukan oleh Azhar, dalam kitab tafsir Fathul Qadiir karya Assyaukani -- seorang ulama besar dari Yaman di abad ke-13- bahwa Ibnu Abbas, sahabat Nabi, mengatakan, hari Arafah (Zulhijah) itulah yang disebut sebagai haji akbar. Ibnu Umar, juga sahabat Nabi, mengatakan hari Nahar (10 Zulhijah) di Mina itulah haji akbar. Maka, Azhar Basyir menyimpulkan bahwa "semua haji adalah haji akbar". Pendapat ini didukung oleh Quraish Shihab dan Ibrahim Hosen, keduanya dari Majelis Ulama Indonesia Pusat. Cuma, Quraish Shihab, ahli tafsir Quran ini, menambahkan keterangan pada Sri Raharti Hadiningrum dari TEMPO. Bila dicari-cari, katanya, makna wukuf di hari Jumat, ya, ada. Yakni, "Pada hari itu ada dua peristiwa besar bertumpuk jadi satu: salat Jumat dan wukuf." Lalu apa nilai dua peristiwa bertumpuk itu? Tampaknya bisa dijawab dengan sederhana: wukuf di hari Jumat sama halnya napak tilas wukufnya Nabi. Mungkin begitu, tak lebih dan tak kurang. Julizar Kasiri (Jakarta), R. Fadjri (Yogyakarta) dan Kelik M. Nugroho (Surabaya)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus