Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Berita Tempo Plus

Nestapa di Negeri Syam

Ratusan bekas pendukung ISIS asal Indonesia terkatung-katung di Suriah. Otoritas Kurdi bersedia memulangkan pengungsi asalkan ada permintaan resmi dari pemerintah Indonesia. Tempo menelusuri keberadaan mereka yang dikurung di penjara dan tertahan di kamp pengungsian di sana.

15 Juni 2019 | 00.00 WIB

Suasana di pengungsian Al-Hawl, Suriah, Kamis, 23 Mei 2019./ TEMPO/Hussein Abri Dongoran
Perbesar
Suasana di pengungsian Al-Hawl, Suriah, Kamis, 23 Mei 2019./ TEMPO/Hussein Abri Dongoran

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

UBAID Mustofa Mahdi terlonjak dari ranjangnya begitu mendengar keributan di penjara Derik di Kota Al-Malikiyah, di kawasan timur laut Suriah, pada 5 April lalu. Dari balik jeruji biliknya, pria 29 tahun ini melongok ke lorong dan melihat puluhan tawanan bekas pendukung kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) memberontak.

Mereka, menurut Ubaid, merusak segala yang ada di dalam penjara. Tak terkecuali tembok, yang terus digedor agar jebol. Mereka berniat kabur dari bui. “Karena di dalam sini membikin kami stres. Tidak bisa tahu masa depan,” ujar Ubaid kepada Tempo dalam wawancara di kompleks kantor intelijen Pasukan Demokratik Suriah (SDF), Rmelan, sekitar 30 kilometer dari penjara Derik, pada Sabtu, 25 Mei lalu.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus