Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Muhtar Ependy mengaku mengenal Akil Mochtar karena keduanya "bekerja sama dalam bisnis". Tapi ia membantah menjadi kaki tangan Akil, ketika memimpin Mahkamah Konstitusi, dalam menerima suap dari politikus yang bersengketa soal hasil pemilihan kepala daerah. Kepada wartawan di kantor Komisi Pemberantasan Korupsi, Senin pekan lalu, ia menantang semua orang untuk membuktikan tuduhan itu.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo