Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Muhtar Ependy mengaku mengenal Akil Mochtar karena keduanya "bekerja sama dalam bisnis". Tapi ia membantah menjadi kaki tangan Akil, ketika memimpin Mahkamah Konstitusi, dalam menerima suap dari politikus yang bersengketa soal hasil pemilihan kepala daerah. Kepada wartawan di kantor Komisi Pemberantasan Korupsi, Senin pekan lalu, ia menantang semua orang untuk membuktikan tuduhan itu.
Kenal Akil Mochtar?
Kenal sejak 2007. Beliau pesan atribut kampanye ke saya.
Apa bisnis Anda?
Jual-beli otomotif. Motor, mobil. Sebelumnya penjualan rumah. Rumah yang murah kami beli. Banyak yang melakukan investasi ke kami.
Termasuk Akil?
Ya, termasuk Pak Akil. Tapi saya tak tahu tentang asal uangnya. Masak, saya tanya para investor itu uangnya dari mana.
Akil berinvestasi berapa?
Nanti akan saya kasih tahu kepada penyidik. Ini rahasia, soalnya banyak orang yang investasi ke saya.
Akil ikut bisnis jual-beli mobil?
Enggak. Beliau memesan atribut kampanye sewaktu pemilihan Gubernur Kalimantan Barat pada 2007.
Anda mencuci uang Akil?
Itu salah besar. Saya pengusaha dan beragama, dididik orang tua tak boleh makan uang haram dan menyogok. Orang menyogok masuk neraka.
Tapi terlibat suap di Mahkamah Konstitusi?
Siapa yang menemukan nama Muhtar Ependy ikut main di Mahkamah Konstitusi, bermain suap, menerima fee, saya kasih bonus Rp 1 miliar. Atau saya kasih perusahaan saya di Cibinong.
Maksudnya?
Saya dituduh sebagai operator suap di Sumatera, dalam sengketa Wali Kota Palembang, Bupati Empat Lawang Jon Cik, dan Kabupaten Kalimuda. Demi Allah, demi Rasulullah, kenal pun tidak.
Tak kenal satu pun kepala daerah?
Saya punya usaha di bidang atribut kampanye, jadi semua gubernur dan bupati di seluruh Indonesia, alhamdulillah, kenal saya.
Benarkah ada formulir rekap hasil suara C1 di kantor Anda?
Betul, C1 Bupati Empat Lawang. Saya juga konsultan pemenangan pilkada, jadi saya menyiapkan semuanya. Ada tim lawyer dari sosialisasi di masa kampanye, masa deklarasi, sampai pencoblosan. Kami punya semua planning.
Sering bertemu dengan Akil bersama pihak yang beperkara?
Tak pernah. Dia selalu berpesan yang baik kepada saya. Kalau beperkara di Mahkamah Konstitusi, hadirkan bukti dan saksi yang benar, jangan main-main.
Tamsil Sjoekoer:
Akan Saya Tanyakan ke Pak Akil
DITAHAN di ruang tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi sejak 3 Oktober lalu, Akil Mochtar menolak diwawancarai, baik langsung maupun tertulis. Dalam berbagai kesempatan, ia membantah mengenal Muhtar Ependy. Tempo mewawancarai pengacaranya, Tamsil Sjoekoer, Rabu pekan lalu.
Klien Anda dekat dengan Muhtar Ependy?
Saya tak tahu.
Bukankah Muhtar adalah adik angkatan Akil ketika kuliah di Universitas Panca Bhakti di Pontianak?
Menurut keterangan Pak Akil kepada saya, dia tak mengenal Muhtar. Maka, kepada semua media, saya juga menjelaskan hal yang sama.
Kami memiliki foto akrab mereka berdua.
Foto apa?
Muhtar duduk di kursi Ketua MK dan Akil di sampingnya.
Waduh, saya enggak tahu soal itu.
Anda punya penjelasan mengenai foto itu?
Nanti saya komunikasikan dulu ke Pak Akil.
Muhtar dekat dengan Akil sejak 2007, ketika Akil menjadi calon gubernur?
Oh, sewaktu Pak Akil mencalonkan diri dalam pemilihan Gubernur Kalimantan Barat, ya?
Benarkah Muhtar membantu Akil memalsukan bukti perolehan suara untuk memenangkan calon kepala daerah yang sudah menyuap?
Kalau ketemu Pak Akil, akan saya tanyakan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo