Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Panitia Seleksi Gali Integritas Calon Pemimpin KPK

Para calon akan diwawancarai mengenai integritas dan komitmen mereka terhadap pemberantasan korupsi.

7 Agustus 2019 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Peserta bersiap mengikuti tes psikologi seleksi calon pimpinan KPK, di Pusdiklat Kementerian Sekretariat Negara, Cilandak, Jakarta, 28 Juli lalu.TEMPO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA - Panitia Seleksi Calon Pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi melakukan penelusuran mengenai rekam jejak 40 calon yang lolos tes psikologi. Mereka mengirim data puluhan kandidat itu ke delapan instansi untuk ditelusuri, antara lain KPK, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, serta Badan Intelijen Negara. Selain itu, Panitia Seleksi akan melakukan wawancara untuk menggali sikap integritas dan komitmen para calon terhadap pemberantasan korupsi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Dalam tes nanti, akan kami lihat juga track record mereka," ujar anggota Panitia Seleksi, Hamdi Muluk, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Para calon yang lolos tes psikologi akan menjalani tes psikologi lanjutan atau assessment psikologi yang bakal diadakan pada Kamis dan Jumat pekan ini. Menurut Hamdi, tes psikologi yang kedua ini akan lebih detail dan lebih mendekati situasi pekerjaan sebagai pemimpin KPK. Para calon akan dibagi dalam sejumlah kelompok yang terdiri atas lima orang per kelompok untuk selanjutnya melakukan simulasi dan diskusi. Setiap kelompok akan diawasi oleh tiga psikolog. "Para calon akan dikasih tes berupa sampel-sampel pekerjaan yang berkaitan dengan komisioner KPK," ujarnya.

Selain itu, akan ada sesi wawancara mengenai rekam jejak para calon. "Dalam profile assessment nanti, para calon juga akan diwawancarai mengenai track record mereka," kata Hamdi.

Dalam sesi wawancara itu, para penguji juga akan mengukur tingkat integritas serta komitmen para calon terhadap pemberantasan korupsi. Termasuk mengenai ketaatan mereka dalam melaporkan harta kekayaan. "Tapi itu untuk yang pejabat negara. Kalau untuk pegawai swasta, tidak diwawancara mengenai itu," ujar Hamdi. Pada sesi studi kasus juga akan dimasukkan topik mengenai kasus penyerangan terhadap KPK. "Nanti akan kelihatan bagaimana mereka merespons situasi itu."

KPK telah menyatakan siap membantu Panitia Seleksi menelusuri rekam jejak para calon. KPK juga telah membuka layanan call center di nomor 198 bagi masyarakat yang memiliki informasi mengenai rekam jejak para calon.

"KPK terbuka jika ada masyarakat yang ingin memberikan informasi atau keterangan-keterangan atau bukti-bukti atau bahkan pengaduan masyarakat ke KPK," kata juru bicara KPK, Febri Diansyah. Setiap informasi dari masyarakat yang masuk ke KPK akan diverifikasi. Selanjutnya, hasil verifikasi tersebut bakal diserahkan kepada Panitia Seleksi.

Kepatuhan para calon dari unsur pejabat negara dalam melaporkan harta kekayaan mereka juga menjadi salah satu yang diperhatikan KPK. Selain itu, KPK bakal menyiapkan rekam jejak para calon terkait dengan sikap mereka terhadap gratifikasi dan dugaan keterlibatan para calon dalam perkara yang ditangani KPK.

Febri berharap Panitia Seleksi bisa memilih calon yang berintegritas serta sesuai dengan kebutuhan KPK. "Terutama di aspek integritas dan tidak memiliki cacat moral atau sejenisnya," kata dia.

Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi kembali menyorot tingkat kepatuhan para calon pemimpin KPK dalam melaporkan harta kekayaan mereka. Menurut Koalisi, sejumlah calon pemimpin KPK yang lolos tes psikologi ternyata belum melaporkan harta kekayaan mereka. Sikap para calon yang belum melaporkan harta kekayaan itu merupakan indikasi kurangnya integritas mereka dalam pemberantasan korupsi. Koalisi berencana mengirim surat kepada Panitia Seleksi dan Presiden Joko Widodo mengenai hal tersebut.

"Dalam surat ini, kami akan mengatakan, berdasarkan UU KPK, ada kewajiban hukum melaporkan harta kekayaan bagi calon pimpinan KPK, dan kami meminta Panitia Seleksi dan Presiden mempertimbangkan hal ini sebagai hal utama," kata perwakilan Koalisi yang juga Direktur Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Asfinawati, di kantor Indonesia Corruption Watch, kemarin. ROSSENO AJI NUGROHO | REZKI ALVIONITASARI


Hamdi Muluk: Kami Gali Rekam Jejak Lewat Wawancara

Panitia Seleksi Calon Pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi mulai melacak rekam jejak terhadap 40 kandidat yang lolos tes psikologi. Panitia Seleksi selanjutnya akan mengirimkan data puluhan kandidat itu ke instansi untuk ditelusuri rekam jejak mereka. Anggota Panitia Seleksi Calon Pemimpin KPK, Hamdi Muluk, mengatakan penggalian rekam jejak juga akan dilakukan saat wawancara para calon.

Sebanyak 40 calon pemimpin KPK lolos tes psikologi, selanjutnya mereka akan menjalani tes profile assesment, apa tujuannya?

Itu kelanjutan dari tes psikologi. Sebenarnya itu tes psikologi juga, namun berbeda metode. Tanggal 28 Juli kemarin, kami berfokus pada metode tes-tes tertulis dengan mempergunakan alat-alat tes psikologi yang sudah baku dan valid yang dilakukan secara massal. Tes selanjutnya nanti adalah assesment psikologi yang lebih detail, lebih terperinci, dan lebih mendekati ke situasi pekerjaan. Lebih spesifik.

Mengapa sampai dilakukan dua tes psikologi?

Pada tes psikologi pertama, kami mengukur aspek kepribadian, pengelolaan emosi, dan ketenangan menghadapi masalah. Termasuk kami telusuri seperti apa kecenderungan mereka pada integritas, kepemimpinan, hingga profesionalitas. Tapi bentuknya masih tes tertulis dan dilakukan secara massal. Tes pertama itu juga berfungsi untuk mengerucutkan jumlah calon menjadi 40 orang.
Sekarang setelah jumlah kandidatnya lebih sedikit, kami adakan assessment psikologi yang lebih detail dan lebih mendekati ke situasi pekerjaannya. Metode pada profile assesment itu nanti akan berbeda dengan tes psikologi yang pertama. Kami akan menggunakan metode assessment centre. Para calon akan dikasih tes berupa sampel-sampel pekerjaan yang berkaitan dengan komisioner KPK. Ada simulasi dan diskusi kelompok. Satu kelompok terdiri atas lima orang. Selama dua hari (8-9 Agustus), mereka akan kami amati. Nanti ada sekitar 24 psikolog yang dilibatkan.

Panitia Seleksi akan menyerahkan data mereka ke delapan instansi untuk ditelusuri. Apa lagi upaya untuk menelusuri rekam jejak para calon itu?

Dalam profile assesment nanti para calon juga akan diwawancarai mengenai track record mereka. Kami gali rekam jejak mereka lewat wawancara. Jadi ada wawancara mengenai rekam jejak.
Rekam jejak secara keseluruhan, dari riwayat pekerjaan, riwayat pendidikan, kehidupan masa lalu, tentang integritas mereka dalam pekerjaan, hingga nilai-nilai yang dia jalani selama ini. Person to person.

Apakah akan ada wawancara mengenai ketaatan para calon melaporkan harta kekayaan mereka?

Nanti mereka diwawancara itu juga, tapi untuk yang pejabat negara. Kalau untuk pegawai swasta, tidak diwawancara mengenai itu. Tes psikologi ini berkaitan dengan aspek integritas. Jadi sudah tercakup semua.

Apakah juga ada tentang sikap mereka mengenai serangan terhadap KPK?

Kan juga ada studi kasus. Nanti akan kelihatan bagaimana mereka merespons situasi itu.

REZKI ALVIONITASARI

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus