Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga non-profit The 1000 Days Fund meneliti peningkatan kapasitas dan kesejahteraan kader pos pelayanan terpadu (posyandu) terhadap angka stunting. Hasil penelitian menunjukkan kebijakan pengembangan kader posyandu mampu menekan tingkat stunting.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Angka penurunan tercatat mencapai 11 persen. Penelitian dilakukan di Desa Bayan dan Desa Senaru, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat rentang Februari hingga Juni 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak bawah lima tahun atau balita akibat kurang gizi dalam jangka waktu yang lama, paparan infeksi berulang serta kurangnya stimulasi.
Peningkatan kapasitas dan kesejahteraan para kader posyandu terbukti sebagai kebijakan yang hemat dan efektif serta menguntungkan. Penelitian ini melibatkan intervensi kepada 130 kader di 26 posyandu. Intervensi yang dilakukan berupa pelatihan, penyediaan poster sebagai media edukasi stunting oleh kader kepada masyarakat, evaluasi, hingga pemberian insentif tambahan.
“Penurunan angka stunting di kedua desa tersebut juga terbukti memberi keuntungan ekonomi, dengan menekan risiko timbulnya biaya perawatan malnutrisi dan sakit. Juga, berpotensi meningkatkan pendapatan anak-anak yang lebih sehat dan kompetitif di masa mendatang,” ujar peneliti ekonomi kesehatan Antwerp University, Ryan Rachmad Nugraha yang terlibat dalam penelitian ini.
Di samping itu, tren kepuasan dan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja para kader posyandu meningkat. Sedangkan dari sisi kader posyandu yang menerima pelatihan intensif, ditemukan peningkatan tingkat kepuasan. Akan tetapi, di balik perannya tersebut, kader posyandu di dua desa tersebut belum mendapatkan insentif yang memadai untuk mendukung kinerjanya.
Penelitian The 1000 Days Fund menemukan lebih dari separuh kader posyandu yang jadi subjek penelitian merasa tidak puas dengan insentif yang mereka terima selama ini. Peneliti ekonomi kesehatan, dr. Adriana Viola Miranda mengatakan, hal ini berisiko meningkatkan angka pengunduran diri kader mencapai 20 sampai 30 persen setiap tahun.
"Untuk memenuhi kebutuhan pelayanan konseling bagi masyarakat, hal ini perlu diiringi dengan peningkatan kepuasan kader posyandu,” kata Adriana yang juga ambil bagian dalam penelitian ini.
Kader posyandu sebagai ujung tombak penanganan stunting
Chief of Staff The 1000 Days Fund Maritta Rastuti mengatakan kader posyandu adalah ujung tombak penanganan stunting di Indonesia. Setidaknya, 66 persen masyarakat Indonesia bergantung konseling kesehatan kehamilan dan anak balita dari posyandu. Ia menambahkan, peningkatan kapasitas dan kesejahteraan kader posyandu adalah kebutuhan mendesak untuk memperkuat peran mereka.
Target angka stunting Indonesia yang ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo adalah 14 persen. Angka itu dicanangkan dalam Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting 2018-2024. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar dan Survei Status Gizi Indonesia, sejak 2018 hingga 2022, angka stunting telah menurun.
Pada 2018, tingkat stunting mencapai 30,8 persen dan turun jadi 27,6 persen pada 2019. Pada 2020, angka stunting kembali turun menjadi 26,9 persen dan turun lagi pada 2021 menjadi 24,4 persen. Sedangkan pada tahun 2022, tingkat stunting Indonesia ada pada angka 21,6 persen.
"Peningkatan kapasitas dan kesejahteraan kader posyandu akan mendukung pemerintah mencapai target penurunan angka stunting hingga di angka 14 persen di tahun 2024,” kata Maritta dalam diskusi daring pada Kamis, 19 Oktober 2023.
Kebijakan yang lebih fokus pada pemberdayaan kader posyandu dapat menjadi solusi jangka panjang untuk penurunan dan pencegahan stunting. Kebijakan ini akan melengkapi upaya jangka pendek yang selama ini telah digencarkan pemerintah. Misalnya melalui pembagian bantuan makanan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu hamil dan anak balita.
“Stunting adalah masalah kompleks yang memerlukan kolaborasi pihak pemerintah, non-pemerintah, serta masyarakat, termasuk para kader posyandu. Kami mendorong pemerintah untuk segera merumuskan kebijakan-kebijakan berskala nasional yang lebih fokus pada peningkatan kapasitas dan kesejahteraan para kader posyandu,” kata Maritta.
Sejak 2019, The 1000 Days Fund menemukan, menguji, serta menerapkan solusi inovatif dan hemat biaya untuk membantu mengakhiri stunting di Indonesia. Selama empat tahun terakhir, The 1000 Days Fund telah mendistribusikan lebih dari 348 ribu Poster Pintar di 28 pulau. Selain itu, juga melatih lebih dari 54 ribu kader posyandu untuk menyelamatkan generasi-generasi penerus kehidupan.