Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

politik

Petualangan Politik Raja Juli Antoni, Santri Muhammadiyah yang Hijrah dari PDIP ke PSI

Sebelum jadi wakil menteri, Raja Juli Antoni meninggalkan PDIP dan mengundurkan diri dalam pencalonan Ketua Umum PP Muhammadiyah demi PSI.

7 Maret 2024 | 12.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) disebut-sebut sebagai partai sensasional saat ini. Di pemilu 2024, partai tersebut diterjang isu penggelembungan suara. Dalam aplikasi Sirekap, alat bantu hitung suara milik KPU, terjadi kenaikan suara partai tersebut hingga 30 persen secara nasional.

Sebelum dipimpin oleh putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep, partai yang belum pernah masuk Senayan ini diinisiasi oleh sejumlah presenter televisi dan seorang santri. Dilansir dari umsu.ac.id, pembentukan partai dengan lambang bunga mawar itu diawali dalam sebuah obrolah di salah satu kafe di Jakarta Selatan. Obrolan itu dihadiri oleh mantan penyiar Grace Natalie, Isyana Bagoes Oka dan Raja Juli Antoni, seorang kader Muhammadiyah.

Dilansir dari rajajuliantoni.com, Raja yang akrab disapa Toni pernah menjadi santri di pondok pesantren. Ia merupakan jebolah Ponpes Darul Arqam, Muhammadiyah, Garut. Menjadi santri Muhammadiyah tak lepas dari profil keluarga Raja yang sangat erat dengan ormas Islam tersebut. Ayahnya adalah Raja Ramli Ibrahim, seorang tokoh masyarakat Riau yang pernah menjadi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah.    

Mengikuti jejak ayahnya, Raja juga aktif di Muhammadiyah. Ia tercatat pernah menjadi Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) selama 5 tahun (2000-2005). Raja juga  pernah menjabat sebagai Direktur Eksekutif Maarif Institute, yang didirikan oleh mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Ahmad Syafii Maarif.

Selain aktif di Muhammadiyah, Raja juga mulai terjun di dunia politik praktis. Meski lahir dan tumbuh di keluarga santri, Raja Juli tidak bergabung ke partai berhaluan Islam. Ia memilih masuk ke partai dengan ideologi nasionalis. Pada tahun 2009, dia mencalonkan diri sebagai anggota legislatif dalam Pemilihan Umum Legislatif 2009 dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di Daerah Pemilihan Jawa Barat IX (Kabupaten Subang, Sumedang, dan Majalengka). Namun, dia tidak terpilih karena jumlah suaranya kalah dari Maruarar Sirait dan Tb. Hasanuddin (calon terpilih PDIP di dapil Jabar IX).

Petualangan politiknya kemudian berubah di 2014. Saat itu, ia memilh meninggalkan PDIP. Setelah obrolan dengan Grace Natalie dan Isyana Bagoes Oka, alumni School of Political Science and International Studies, Universitas Queensland, Australia itu sepakat untuk mendirikan PSI.  Kesibukannya membentuk PSI bahkan membuat Raja mengundurkan diri dalam pencalonan Ketua Umum PP Muhammadiyah untuk periode 2015–2020. 

Di pilpres 2019, Raja Juli Antoni bergabung dalam Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Maruf Amin. Pada tahun 2022, Raja ditunjuk Presiden Jokowi menjadi Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN.  Ia dilantik Jokowi di Istana Negara Jakarta, pada Rabu, 15 Juni 2022 silam. Pelantikan ini menggantikan posisi Surya Tjandra, sesama anggota partai yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri.

SUKMA KANTHI NURANI | EKO ARI WIBOWO | RENO EZA MAHENDRA

Pilihan Editor: Raja Juli PSI Ungkap Isi Pembicaraan Saat Dipanggil Jokowi ke Istana  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus