Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto mengatakan ingin bertemu Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk membahas perang dagang yang semakin memanas antara AS dan Cina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Saya sudah minta waktu, mudah-mudahan ya,” Prabowo Antalya Diplomacy Forum, Turki, 11 April 2025, dari keterangan resminya di YouTube Sekretariat Presiden.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Prabowo juga menegaskan Indonesia tidak akan memihak Cina atau Amerika Serikat dalam perang dagang soal tarif impor. Menurut dia, Cina dan AS adalah sahabat dekat Indonesia. Sehingga tidak mungkin memutus kerja sama ekonomi dengan negara tirai bambu tersebut maupun Amerika.
“Tidak, tidak (memihak). Kami menghormati semua negara. Kami menganggap Cina sebagai teman baik kami. Kami juga menganggap AS sebagai teman baik. Kami ingin menjadi jembatan,” kata Prabowo.
Prabowo berharap Cina dan Amerika Serikat akan mencapai kesepakatan dalam perang dagang ini. Ia juga berharap untuk bertemu dengan Presiden AS Donald Trump untuk membahas masalah ini.
Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Cina semakin memanas setelah kedua pemimpin negara saling balas menetapkan kebijakan tarif impor. Adapun yang terbaru, Amerika mengenakan total tarif yang mencapai 145 persen untuk Cina, dan sebaliknya negara tirai bambu itu telah menetapkan tarif sebesar 84 persen untuk AS.
Dalam unggahan panjang di media sosial X miliknya, Trump menjelaskan bahwa keputusan menaikkan tarif didorong oleh sikap Cina yang ia nilai kurang menghargai pasar global. Ia meyakini pemerintah Beijing akan sadar bahwa era “merampok” Amerika dan negara lain sudah berakhir. Menurut Trump, model perdagangan yang dijalankan Cina selama ini tidak adil dan tidak bisa dibiarkan terus berlanjut.
Sementara itu, Donald Trump menangguhkan seluruh tarif impor tinggi yang diberlakukan kepada sejumlah negara selama 90 hari. Trump mengatakan keputusan tersebut diambil karena antusiasme sejumlah negara untuk bernegosiasi dengannya.
Trump mengungkapkan bahwa lebih dari 75 negara telah mengirimkan delegasi untuk bertemu dengan pihak Amerika Serikat, termasuk Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR). Sebelum penangguhan, Trump mengenakan tarif impor 32 persen kepada Indonesia.
“Faktanya, lebih dari 75 negara telah memanggil perwakilan AS, termasuk Departemen Perdagangan, Departemen Keuangan, dan USTR untuk merundingkan solusi bagi subjek yang dibahas,” ujar Trump.
Ia menjelaskan bahwa negara-negara tersebut tidak memilih jalur retaliasi. Menurut dia, lebih dari 75 negara telah menjalin negosiasi dengan Amerika Serikat guna membahas beragam isu, mulai dari perdagangan, hambatan dagang, tarif, manipulasi mata uang, hingga kebijakan non-tarif.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Lin Jian pada Kamis, 10 April 2025 mengatakan Cina tidak menginginkan konfrontasi dalam bentuk perang dagang dan tarif. Namun Cina juga tidak akan mundur jika perang semacam itu benar-benar terjadi.
"Kami tidak akan pernah tinggal diam menyaksikan hak-hak dan kepentingan sah rakyat Cina dilanggar, dan kami juga tidak akan tinggal diam saat aturan-aturan ekonomi dan perdagangan internasional serta sistem perdagangan multilateral dirusak," kata Lin.
Ni Made Sukmasari dan Achmad Ghiffary Mannan berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Pilihan Editor: Alasan Maju Mundur Pertemuan Prabowo-Megawati