Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

politik

Profil Jenderal Mallaby Pimpin Pasukan Inggris Jemput Kematian di Surabaya

Begini sepak terjang Jenderal Mallaby di dunia militer yang kemudian kematian dirinya menjadi pemicu perang 10 November 1945.

30 Oktober 2023 | 20.45 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Tepat hari ini, Jenderal Mallaby menurut salah satu versi tewas ditembak pejuang kemerdekaan di Surabaya pada 1945. Mallaby digantikan Mayor Jenderal E.C. Mansergh yang memberikan ultimatum kepada pasukan Indonesia di Surabaya agar pada 9 November 1945, paling lambat pukul 18.00 untuk menyerahkan senjata tanpa syarat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pejuang Surabaya menolak, dan melakukan perlawanan sengit pada keesokan harinya, terjadilah pertempuran 10 November yang kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebelum tewas ditembak, dalam beberapa sumber sejarah menyatakan bahwa Mallaby melakukan perundingan dengan tokoh-tokoh nasional di Indonesia di Gedung Internatio pada 30 Oktober 1945 mengenai ketidaksetujuan rakyat terhadap kedatangan pasukan Inggris di Surabaya.

Profil Mallaby

Dilansir dari brightoncollegeremembers, Mallaby memiliki nama lengkap Aubertin Walter Sothern Mallaby yang lahir pada 12 Desember 1899. Dirinya mendapatkan beasiswa ke Brighton College lalu pindah ke Wellington Cadet College. Pada 1917, dirinya bergabung dengan Angkatan Darat India.

Dikutip dari generals.dk, dirinya menjadi Komandan Batalyon Resimen Hyderabad pada 1943. Setahun setelahnya, Mallaby diangkat menjadi komandan Brigade 49 Divisi India yang merupakan bagian dari Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI).

AFNEI merupakan pasukan Sekutu yang dikirim ke Indonesia setelah selesai Perang Dunia II untuk melucuti perenjataan Jepang yang kalah Perang Dunia II, serta membebaskan tawanan perang Jepang, sampai mengembalikan Indonesia kembali jadi Hindia Belanda di bawah Netherlands Indies Civil Administration (NICA).

Pada 25 Oktober 1945, Mallaby bersama 4.500 pasukan yang dimilikinya tiba di Tanjung Perak, Surabaya. Saat itu, selain untuk melucuti senjata Jepang dan mengembalikan Indonesia kembali jadi Hindia Belanda, dirinya juga ditugasi untuk menyelamatkan 16.000 tawanan perang Jepang.

Dua hari setelah tiba di Surabaya, Mallaby mendapat selebaran dan tugas dari Markas Besar Divisi Inggris untuk mengumumkan darurat militer. Ia diperintahkan untuk merebut Surabaya dengan paksa. Hal itu menimbulkan keributan antara kelompok pejuang Indonesia dengan prajurit Mallaby.

Setelah baku tembak terjadi, gencatan senjata diumumkan. Mallaby kemudian berunding dengan tokoh-tokoh nasional pada 30 Oktober 1945. Namun, naas hari itu juga menjadi hari terakhir Mallaby. Dirinya ditembak oleh salah satu pejuang Indonesia.

Inggris kemudian menanggapi kematian Jenderal Mallaby dengan mengirimkan seluruh divisi untuk merebut Surabaya. Dalam pertempuran 10 November Surabaya yang berlangsung selama tiga minggu, Belanda dan Inggris kemudian menarik diri dari Indonesia untuk selamanya. Mallaby dimakamkan di Pemakaman Militer Persemakmuran di Jakarta.

ANANDA BINTANG I VALMAI ALZEA KARLA l ISMI WAHID  I  KUKUH S. WIBOWO

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus