Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Protes Ditolak, Kemelut Berlanjut

PB NU dalam suratnya ke Lembaga Pemilihan Umum (LPU) memprotes & tidak menerima susunan nama calon anggota DPR dari PPP yang diajukan J. Naro. Di Jawa Barat PPP juga mengalami kemelut.

21 November 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PERTIKAIAN dalam tubuh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) belum usai. Desakan PB-NU agar DPP PPP mengadakan rapat untuk menyelesaikan soal daftar calon Pemilu 1982 yang mengakibatkan ricuh itu tidak ditanggapi. PB-NU, dalam suratnya yang dikirim kepada Lembaga Pemilihan Umum Indonesia (LPU) 6 November, memprotes dan tidak meneruma susunan/urutan nama calon anggota DPR dari PPP yang diajukan J. Naro. Tetapi LPU, 7 November lalu menolak protes NU itu. Dalam surat yang ditandatangani Sekretaris Umum R. Soeprapto dan ditujukan kepada DPP PPP, LPU menilai pengajuan daftar calon oleh J. Naro sah menurut hukum. Bahkan dianggap telah sesuai UU Pemilu. Mendapat jawaban itu,'NU agaknya belum menyerah walau tidak segera menangkisnya. Namun menurut sebuah sumber, awal minggu ini, DPP PPP -tanpa unsur Ml--telah menyusun surat yang ditujukan kepada LPU. Surat itu ditandaungani Idham Chalid, K.H. Masykur, Nuddin Lubis dan Yahya Ubeid. Isinya: PPP meminta agar LPU membuka kemungkinan untuk penyempurnaan, peNbahan dan peninjauan kembali daftar calon yang disodorkan 1. Naro. Sampai tanggal 16 November malam, surat DPP PPP itu belum ketahuan nasibnya. Kabarnya LPU sendiri belum menerimanya. "Janganjangan itu hanya gertak politik saja," kata Ali Tamin, Wakil Sekjen MI. Tapi kalau toh surat semacam itu dialamatkan ke LPU, seharusnya ditandatangani J. Naro. "Tanpa tandatangan Ketua Umum, surat jawaban untuk LPU itu tidak akan laku di hadapan pemerintah," tambahnya sambil tertawa lebar. Dalam daftar calon anggota DPR yang diserahkan 27 Oktober, dari 49 kursi yang disediakan untuk NU, J. Naro telah memasukkan 16 orang dari generasi muda NU, khususnya GP Ansor. "Tentu saja ada yang tidak puas," kata Ali Tamin, salah seorang yang ditugaskan Naro menyusun daftar calon. Jusuf Hasyim dari PB-NU menganggap tindakan Naro itu justru memecahbelah NU. "Sikap Naro bagaikan orang membelah bambu. Ada bagian yang diinjak, tapi ada bagian lain yang diangkat. Pada gilirannya, bagian yang diangkat akan diinjak pula," katanya. Gaya Naro Perumpamaan Jusuf Hasyim dari Pondok Pesantren Tebu Ireng Ja-Tim itu rupanya menjadi kenyataan. Pihak NU di pusat ada yang setuju dan ada yang menolak daftar calon yang diserahkan kepada LPU itu. "Tapi sekarang, sebagian besar sudah mulai sadar dan menolak tindakan Naro itu," katanya. Rapat PB NU ditiadakan dan beberapa pimpinannya mengadakan kunjungan ke daerah," untuk mencegah merembesnya kernelut dari pusat," kata Jusuf Hasyim pula. Namun beberapa daerah nampaknya terkena "rembesan". NU DKI Jakarta, 11 November lalu mengedarkan siaran pers yang isinya mendukung daftar calon J. Naro. Pernyataan yang diteken wakil ketuanya, H. Fachrurazy--salah seorang calon dari NU yang diberi tempat oleh J. Naro--juga menganggap tidak perlu adanya rapat pleno DPP PPP. Ia bahkan mengecam kemelut yang melanda kalangan atas PPP. Walau tidak terjadi percekcokan sengit, NU Sum-Ut juga dilanda perpecahan. DPW NU daerah itu terpaksa kembar pimpinannya. Masing-masing dipimpin H. Hasan Basri Batubara dan H. Muchtar Muda Nasution--karena tidak ada yang mau mengalah. Kemelut rebutan kursi ternyata juga bergema di Ja-Bar. Mansur Wiratmadja, Ketua DPW PPP diam-diam menyerahkan daftar calon "buatan sendiri" kepada Panitia Pemilihan Daerah (PPD) 1, 11 November lalu. Akhirnya, tindakan Mansur dari unsur Ml ini diprotes rekanrekannya dari unsur lain. Ia telah mengaku berhasil menyelesaikan daftar calon lewat rnusyawarah. "Padahal, kami tidak pernah diajak membicarakan," kata seorang pengurus DPW PPP. Tanpa sepengetahuan unsur lain, Mansur--simpatisan Naro di daerah itu--nyelonong menyerahkan daftar calon anggota DPRD itu. "Ini kan gaya Naro yang sebenarnya tidak perlu ditularkan ke daerah,"kata pimpinan daerah PPP yang tak mau disebutkan namanya itu. Menghadapi kemelut PPP akhir-akhir ini, ada beberapa kelompok NU yang bersikap berlainan. Kelompok keras menentang dan mengancam akan mundur dari kegiatan politik PPP. Bahkan mereka juga mengancam akan menarik seluruh calon yang ditunjuk Naro. Sedang kelompok lainnya bersedia menerima dan setuju saja dengan daftar itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus