Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mayoritas Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai NasDem mengusulkan nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon presiden dalam Rapat Kerja Nasional NasDem di JCC Senayan, Jakarta Selatan, pada Kamis, 16 Juni 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pantauan Tempo di lokasi, riuh tepuk tangan terdengar dari kader setiap kali nama Anies disebut sebagai calon presiden usulan daerah. Mulai dari pukul 10.00 hingga 13.00 WIB, satu per satu DPW membacakan minimal tiga nama dan maksimal lima nama capres usulan. Ada yang menjabarkan alasan di balik dukungan mereka, ada pula yang tidak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DPW Sumatera Selatan menjadi salah satu daerah yang mengusulkan nama Anies. Ketua DPW Partai NasDem Sumatera Selatan, Herman Deru mengatakan, salah satu alasan mengusulkan Anies karena Gubernur DKI Jakarta tersebut memiliki 'darah biru'.
"Kami menginginkan figur calon presiden yang tak terkontaminasi partai lain. Jangan pilih yang sudah menjadi milik partai lain. Harus darah biru, warna Partai Nasdem. Jadi, kami mengusulkan Bapak Rachmat Gobel yang kader dari pusat. Kemudian Pak Anies. Beliau ikut mendeklarasikan ormas Nasdem. Jadi ada darah birunya," ujar Herman di lokasi Rakernas, Kamis, 16 Juni 2022.
Anies tercatat sebagai pendiri Ormas Nasional Demokrat yang kemudian menjadi cikal bakal Partai NasDem. Sebagai Ormas, NasDem dideklarasikan oleh 45 tokoh nasional di Istora Senayan, Jakarta, pada 1 Februari 2010. Pada malam itu, manifesto deklarasi ormas NasDem dibacakan langsung oleh Anies Baswedan. Saat NasDem berubah menjadi partai politik, Anies tidak ikut menjadi pengurus partai.
Di Rakernas NasDem, 32 dari 34 DPW Partai NasDem mengusulkan nama Anies Baswedan sebagai calon presiden. Hanya dua provinsi yang tidak mengusulkan nama Anies yakni Papua Barat dan Kalimantan Timur.
Kendati demikian, Sekretaris Jenderal Partai NasDem Johnny G Plate mengatakan usulan terbanyak belum tentu menjadi capres yang akan diusung NasDem.
"Perlu dicatat, bahwa dalam pengambilan keputusan rekomendasi capres oleh steering committee tidak dilaksanakan berdasarkan voting, namun musyawarah mufakat. Sehingga jumlah angka dan usulan tidak menentukan ranking usulan," ujar Sekretaris Jenderal Partai NasDem, Johnny G Plate, Kamis, 16 Juni 2022.
Johnny menjelaskan, panitia pengarah malam ini akan menggelar rapat pleno untuk mengerucutkan nama-nama usulan DPW tersebut menjadi tiga nama capres rekomendasi. Tiga nama capres tersebut selanjutnya akan diserahkan kepada Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh untuk didiskusikan bersama mitra koalisi.
Dari catatan Tempo, selain nama Anies, capres usulan dengan suara terbanyak kedua adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebanyak 29 DPW. Selanjutnya ada Menteri BUMN Erick Thohir dengan 16 suara dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa 13 suara DPW. Selain empat nama tersebut, nama capres usulan daerah yang banyak disebut yakni Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Sementara dari kader internal NasDem yang banyak disebut di antaranya Wakil Ketua DPR Rachmat Gobel, Wakil Ketua MPR Lestari Moeridjat, hingga Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
DEWI NURITA
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini