Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Aburizal Bakrie yakin putusan PTUN dan pengadilan negeri harus dipatuhi.
Ya, namanya usaha. Dia sering berbuat begitu. Sudah saya tanya ke pengadilan, katanya putusan itu tidak serta-merta, tapi menunggu in kracht. Proses ini masih panjang.
Ide islah ini dari siapa?
Dari Pak Jusuf Kalla. Ia mencoba menengahi dengan menawarkan islah.
Kapan Kalla mengusulkannya?
Begitu keluar peraturan Komisi Pemilihan Umum. Jadi usul itu bukan karena hasil PTUN.
Ide islah terbatas dari siapa?
Kami menyadari seberapa jauh islah bisa diterima oleh KPU. Akhirnya ada titik temu karena semua punya niat bahwa jangan sampai Golkar ketinggalan dalam agenda politik nasional melalui pilkada serentak. Makanya kita cari persamaan. Perbedaannya nanti diselesaikan.
Apa saja perbedaannya?
Selain soal kepengurusan, syarat-syarat pencalonan bisa jadi perbedaan.
Apa betul poin keempat islah masih menuai masalah?
Iya. Makanya nanti ada tim yang akan membicarakan. Tiap tim terdiri atas lima orang.
Seperti apa instruksi Anda ke daerah setelah islah?
Tunggu perkembangan dari pusat. Namun proses penjaringan dan konsolidasi jalan terus karena memang begitu perintah Mahkamah Partai.
Sebenarnya apa akar masalah dari konflik ini?
Akarnya adalah pilpres. Kedua, pelanggaran AD/ART, karena per 8 Oktober 2014 kepengurusan Aburizal sudah selesai.
Anda tidak khawatir tercatat dalam sejarah kelam Golkar?
Itu risiko. Tapi Golkar sudah terpuruk saat dipimpin oleh Aburizal. Pilpres kalah, wapres tak laku, dan jumlah kursi DPR merosot dari 107 ke 91.
Apa tidak berminat jadi calon presiden?
Saya tidak pikirkan itu. Sudahlah, yang penting lima tahun ini partai bisa betul.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo