Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KEPOLISIAN dan Tentara Nasional Indonesia memburu kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT). Mereka mempersempit ruang gerak kelompok pimpinan Ali Kalora itu setelah terjadi pembantaian satu keluarga di Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. “Kapolri memerintahkan Kepala Polda Sulawesi Tengah berkantor di Poso dan di-backup oleh tim terbaik Bareskrim Polri,” ujar Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Kepolisian RI Inspektur Jenderal Argo Yuwono, Rabu, 2 Desember lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pembantaian terhadap empat orang dalam satu keluarga terjadi pada Jumat pagi, 27 November lalu. Pelaku diduga berjumlah sepuluh orang dan merupakan anggota MIT. Kepala Polri Jenderal Idham Azis memerintahkan anggotanya menembak mati anggota MIT yang melawan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Polri dan TNI mengerahkan tim Satuan Tugas Operasi Tinombala, drone, serta peralatan teknologi dan informasi intelijen untuk memburu kelompok Ali Kalora. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Awi Setiyono mengatakan personel tambahan dari TNI sudah tiba di Sigi untuk membantu polisi. “Ada informasi tambahan dari TNI Angkatan Darat dan Marinir Angkatan Laut sebanyak 30 orang,” katanya.
Komandan Komando Resor Militer 132/Tadulako Brigadir Jenderal Farid Makruf mengatakan kelompok MIT diperkirakan masih di sekitar tempat kejadian karena memiliki logistik yang cukup hasil jarahan dari warga. Dia menyatakan pengejaran kelompok ini akan diperkuat pasukan Komando Strategis Angkatan Darat dan Marinir dari Palu.
Presiden Joko Widodo mengutuk aksi teror tersebut. Jokowi menilai aksi itu bertujuan menciptakan provokasi dan teror di tengah masyarakat. Presiden berjanji memberikan santunan untuk keluarga korban.
Pembantaian Saat Sarapan
EMPAT orang dalam satu keluarga diduga dibunuh oleh kelompok Mujahidin Indonesia Timur. Berikut ini kronologinya.
Jumat, 27 November 2020, Pukul 07.30 Waktu Indonesia Tengah
Pelaku: Sepuluh orang, dua orang membawa pistol, satu pelaku menenteng senjata laras panjang
Korban meninggal: Empat orang dalam satu keluarga (Yasa selaku kepala rumah tangga, Pinus, Papa Jana alias Naka, dan Pedi)
07.30 Wita
- Saksi Ney melihat sepuluh orang mendatangi rumahnya di Dusun 5 Tokelemo, Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo. Saat itu, Ney dan Yasa, suaminya, sedang sarapan.
- Para pelaku masuk ke dalam rumah dan memanggil Yasa.
- Kelompok MIT mengikat Ney, lalu membunuh Yasa menggunakan parang.
- Pinus, yang berada di belakang Ney, juga dibunuh.
- Pelaku membantai korban lain, yakni Jana dan Pedi. Jenazah kedua orang itu kemudian dibakar.
- Enam rumah yang menjadi tempat pelayanan umat kristiani dibakar.
- Para pelaku merampas beras sekitar 40 kilogram dan bahan makanan lain.
- Para tetangga Yasa berlari ke hutan untuk menyelamatkan diri.
- Sebanyak 49 keluarga mengungsi.
14.30 Wita
- Tim Satuan Tugas Tinombala tiba di lokasi kejadian.
15.00 Wita
- Empat korban dimakamkan.
2 Desember 2020
- Sebanyak 36 keluarga kembali ke Dusun 5 Tokelemo. Sisanya, yang merupakan keluarga korban, memutuskan pindah kampung.
KPK Cokok Bupati Banggai Laut
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi menunjukkan barang bukti berupa uang tunai saat konferensi pers operasi tangkap tangan Bupati Banggai Laut Wenny Bukamo di gedung KPK, Jakarta, 4 Desember 2020. ANTARA/Hafidz Mubarak A.
KOMISI Pemberantasan Korupsi menangkap Bupati Banggai Laut Wenny Bukamo pada Kamis, 3 Desember lalu. Calon kepala daerah inkumben yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu diduga menerima suap lebih dari Rp 2 miliar dari sejumlah pengusaha terkait dengan pengerjaan proyek infrastruktur di Banggai Laut, Sulawesi Tengah.
“KPK menetapkan enam orang tersangka, WB (Wenny Bukamo) sebagai penerima,” kata Wakil Ketua KPK Nawawi Pomolango, Jumat, 4 Desember lalu. Komisi antikorupsi juga menetapkan orang kepercayaan Wenny, Recky Suhartono Godiman, dan Direktur PT Raja Muda Indonesia Hengky Thiono sebagai tersangka penerima suap.
Nawawi mengatakan duit itu akan digunakan Wenny untuk kampanye pemilihan kepala daerah 2020. Ketua Bidang Ideologi dan Kaderisasi Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat mengatakan partainya tak akan memberikan bantuan hukum kepada Wenny.
Bekas Anggota BPK Ditahan
KOMISI Pemberantasan Korupsi menahan bekas anggota Badan Pemeriksa Keuangan, Rizal Djalil. Dia ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi sistem penyediaan air minum di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. “Tersangka ditahan selama 20 hari pertama,” kata Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron di Jakarta pada Kamis, 3 Desember lalu.
Rizal diduga menerima duit senilai Sin$ 100 ribu—sedikitnya Rp 1 miliar dengan kurs sekarang—dari Komisaris Utama PT Minarta Dutahutama, Leonardo J. Prasetyo. Pemberian upeti itu diduga bertujuan agar Rizal membantu PT Minarta mendapatkan proyek di Kementerian Pekerjaan Umum.
Proyek itu kemudian dimenangi oleh Minarta. Kasus ini merupakan pengembangan dari operasi tangkap tangan terhadap sejumlah pejabat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada 2018.
Pejabat Negara Terinfeksi Virus Corona
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ditemani petugas medis yang memakai baju hazmat saat berolahraga di rumah dinas Gubernur di Jakarta, 3 Desember 2020. TEMPO/Hilman Fathurrahman W.
GUBERNUR DKI Jakarta Anies Baswedan dinyatakan positif terinfeksi Coronavirus Disease 2019 atau Covid-19 pada Selasa, 1 Desember lalu. Dia mengisolasi diri di rumah dinas gubernur di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. “Saya akan mengikuti prosedur pengobatan yang dianjurkan tim medis,” katanya.
Empat hari sebelumnya, Wakil Gubernur Ahmad Riza Patria terkonfirmasi positif corona. Dinas Kesehatan DKI Jakarta melakukan tes usap terhadap 437 orang yang berkontak erat dengan Anies dan Riza. Hasilnya, terdapat 24 orang yang positif Covid-19.
Selain itu, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah terinfeksi virus corona. Politikus Partai Kebangkitan Bangsa itu mengaku sedang melaksanakan isolasi untuk mencegah penyebaran wabah. Penambahan kasus baru harian terus meningkat. Pada 3 Desember lalu, tercatat 8.369 kasus baru—terbanyak sejak pandemi muncul pada awal Maret lalu.
Menteri Sosial Tersangka Kasus Suap
KOMISI Pemberantasan Korupsi menetapkan Menteri Sosial Juliari Peter Batubara sebagai tersangka kasus suap pengadaan barang dan jasa dalam percepatan penanganan Covid-19. Ketua KPK Firli Bahuri mengatakan Juliari diduga menerima Rp 14,5 miliar dari PT Agro Utama dalam proyek pengadaan paket bahan kebutuhan pokok senilai Rp 5,9 triliun.
Menurut Firli, Juliari menunjuk dua pejabat pembuat komitmen, yaitu Matheus Joko Santoso dan AW, untuk melakukan penunjukan langsung. “Uang kepada JPB (Juliari Peter Batubara) diberikan melalui Matheus dan SN (Shelvy N.),” kata Firli dalam jumpa pers pada Ahad dinihari, 6 Desember. Shelvy adalah sekretaris di Kementerian Sosial.
Uang itu diserahkan di suatu tempat di Jakarta pada Sabtu, 5 Desember lalu. KPK menciduk enam orang dalam operasi tangkap tangan. Selain Juliari, empat orang lain ditetapkan sebagai tersangka.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo