Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Sederet Fakta Ketua OSIS SMAN 1 Cawas Klaten Tewas Tersengat Listrik

Nasib tragis dialami Ketua OSIS SMAN 1 Cawas, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Ia tewas tersengat listrik. Berikut sederet faktanya.

10 Juli 2024 | 08.27 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Petugas olisi dan TNI mengecek kondisi kolam yang menjadi tempat kejadian FN, 18 tahun, Ketua OSIS SMAN 1 Cawas, Klaten, yang meninggal dunia akibat tersengat listrik saat diceburkan ke kolam tersebut saat perayaan ulang tahunnya, Senin, 8 Juli 2024. Foto: Istimewa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Klaten - Nasib tragis menimpa Ketua OSIS SMAN 1 Cawas, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Ketua OSIS berinisial FN, 18 tahun, meninggal dunia akibat tersengat listrik setelah diceburkan ke kolam di sekolah saat perayaan ulang tahunnya pada Senin, 8 Juli 2024.

Kronologi

Kepala Kepolisian Sektor Cawas Ajun Komisaris Polisi Umar Mustofa menuturkan, peristiwa tragis itu terjadi ketika korban dan teman-temannya yang tergabung dalam OSIS sekitar 30 orang melakukan pertemuan di sekolah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saat itu mereka sedang rapat persiapan untuk lomba pengembangan prestasi minat bakat siswa yang akan diadakan 25 Juli 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saat itulah ada temannya yang mengetahui korban hari itu sedang berulang tahun dan ingin merayakannya. Selesai makan siang dan salat zuhur, korban ditaburi tepung kemudian diceburkan teman-temannya ke kolam sekolah.

“Pembagian tugas dari jam 9 sampai zuhur kemudian dari temannya ada yang tahu korban ulang tahun (Senin, 8 Juli 2024). Terus dicarikan tepung kemudian disiram tepung. Pas dia dari kamar mandi langsung dibopong teman-temannya terus diceburkan ke kolam sekolah," kata Umar saat dihubungi Selasa, 9 Juli 2024.

Umar mengungkapkan, setelah diceburkan ke dalam kolam, korban berusaha naik ke atas. Tetapi nahas, korban menginjak kabel listrik yang terpasang di kolam sekolah dan tersengat arus listrik. 

Keluarga korban tidak membuat laporan

Umar menjelaskan bahwa keluarga korban menerima kejadian tersebut dan tidak membuat laporan atas kejadian tersebut.

"Dari pihak keluarga korban tidak melaporkan atau memproses hukum atas kematian korban. Namun dari kepolisian penyelidikan masih berjalan," ungkap Umar.

Polisi telah periksa 6 orang

Umar mengatakan, sejauh ini polisi telah memeriksa enam orang yang berada di lokasi kejadian. Pemeriksaan itu akan dilanjutkan untuk beberapa orang lain yang terkait.

"Kami masih melakukan pemeriksaan lagi, di antaranya satu teman korban yang saat ini masih di rumah sakit, juga dari keluarga. Tapi memang saat ini belum bisa karena keluarga masih dalam suasana berduka," katanya.

Dia menjelaskan, setelah pemeriksaan tambahan, kepolisian akan melakukan gelar perkara untuk menentukan ada unsur pidana atau tidak. 

"Kalau hasil klarifikasi sementara dari keterangan teman yang menceburkan atau menolong korban, kemarin sebenarnya kondisi korban setelah diceburkan masih senang. Korban juga berusaha naik, kemudian memegang kabel yang terbungkus, tertarik tapi kemudian dirasakan korban kram. Teman lain kemudian berusaha menolong tapi ternyata ada setrum di situ," katanya.

Kata Disdik Provinsi Jateng

Kepala Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah V Jawa Tengah Agung Wijayanto menyebut kejadian tersebut tidak ada unsur kesengajaan. Namun, Agung menegaskan kejadian yang dialami FN itu harus menjadi catatan bersama agar tidak terulang. Kejadian itu menurutnya harus menjadi pelajaran bagi semuanya. 

"Berdasarkan koordinasi kami dengan pihak sekolah, menurut keterangan dan hasil pengecekan, tidak ada unsur-unsur perencanaan dan kesengajaan. Kejadian menceburkan korban ke kolam terjadi spontan untuk apresiasi ulang tahun dan menurut saya itu bentuk eforia saja dari teman-temannya. Di dalam kolam SMA itu ternyata terdapat pompa air. Namanya kolam, ada pompa situ," ujar Agung, Selasa, 9 Juli 2024. 

Ia mengingatkan agar ke depan, sarana dan prasarana di semua satuan pendidikan harus dipastikan aman dan tidak membahayakan peserta didik. 

"Harus ada SOP dalam sarana dan prasarana di setiap satuan pendidikan itu. Dan kedua, saya berharap agar semua kegiatan sekolah, semua mengetahuinya dan ada pendampingan," ucap dia.

Respons pihak keluarga

Perwakilan keluarga FN, Suparno, mengemukakan meskipun sempat syok dengan kejadian yang dialami FN, orang tua dan pihak keluarga telah menerimanya sebagai musibah. 

"Pihak keluarga sudah bisa menerima. Ya ini musibah, kita kan nggak tahu takdir Tuhan seperti apa. Kemarin memang tidak ada unsur kesengajaan, karena teman-temannya hanya ingin merayakan ulang tahunnya," ungkap Suparno, Selasa, 9 Juli 2024.

Almarhum sosok yang baik

Lebih lanjut Suparno menceritakan sosok korban sebagai seorang anak muda yang baik, rajin salat, dan supel. Korban adalah anak kedua dari empat bersaudara. Adapun korban dimakamkan pada Selasa kemarin, 9 Juli 2024, sekitar pukul 11.00 WIB.

"Ibarat sepantaran mereka, anak itu paling baik, salatnya rajin, di mata masyarakat dia supel, grapyak," tuturnya. 

Suparno menuturkan orang tua korban pada malam sebelum kejadian, tiba-tiba merasa ingin tidur bersama korban. 

"Bapaknya (ayah FN) katanya malamnya ingin tidur bersama korban. Biasanya nggak nyampur (tidur di kamar terpisah), tapi malamnya ingin tidur sama anaknya, ingin berpelukan. Dan semenjak dipamiti korban mau sekolah perasaan bapaknya tidak enak," ungkap Suparno. 

SEPTHIA RYANTHIE

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus