Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

SETARA Institute: Indeks HAM Indonesia Tahun ini Turun

Setara Institute mengatakan Indeks HAM pemerintahan Presiden Joko Widodo semakin merosot, terutama pada periode 2019-2024.

10 Desember 2024 | 17.42 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi Setara Institute. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Dalam rangka memperingati Hari HAM Sedunia, SETARA Institute merilis Indeks HAM Indonesia pada 2024 turun dibandingkan 2023. Peneliti SETARA Institute, Sayyidatul Insiyah, mengatakan skor rata-rata untuk seluruh variabel pada Indeks HAM 2024 adalah 3,1. Angka ini turun 0,1 dibandingkan pada 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Indeks HAM Setara Intitute merupakan studi pengukuran kinerja negara sebagai pemangku kewajiban dalam perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan HAM di Indonesia. Indeks HAM ini disusun dengan mengacu pada rumpun hak yang tercantum dalam Kovenan Internasinal Hak Sipil dan Kovenan Internasional Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya. Indeks HAM ini menetapkan 6 indikator pada variabel hak sipil dan politik (sipol) dan 5 indikator pada hak ekonomi, sosial dan budaya (ekosob). 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Variabel hak ekosob berkontribusi lebih banyak terhadap akumulasi skor rata-rata nasional,” kata Insiyah dalam pemaparan di Jakarta Pusat, Selasa, 10 Desember 2024. 

Skor rata-rata nasional untuk hak ekosob mencapai angka 3,3 dibanding dengan variabel hak sipol yang mencapai 2,9. Meski paling berkontribusi, hak ekosob mengalami regresi dibanding tahun 2019 dan stagnan dibanding 2023.  

Pada variabel hak sipol, skor indikator hak hidup stagnan 3,3 dalam dua tahun terakhir. Stagnansi skor 3,3 ini juga terjadi pada indikator hak atas rasa aman. Sementara kebebasan beragama dan berkeyakinan turun dari 3,4 tahun lalu menjadi 3,2. 

Hak memperoleh keadilan juga turun signifikan dibanding tahun lalu. Skor indikator ini turun dari 3,5 menjadi 3,2. Hak turut serta dalam pemerintahan turun dari 3,1 menjadi 3,0. Sedangkan kebebasan berekspresi dan berpendapat adaah yang paling rendah dan turun signifikan dari 1,3 tahun lalu menjadi 1,1. 

Pada variabel hak ekosob, indikator paling tinggi ada pada indikator hak atas pendidikan. Namun skor indikator ini tetap mengalami penurunan dari 4,4 menjadi 4,3. Penurunan juga terjadi pada indikator hak atas kesehatan dari 3,8 tahun lalu menjadi 3,7. Indikator lain yang mengalami penurunan adalah hak atas tanah dari 1,9 menjadi 1,8. 

Hak atas pekerjaan tetap stagnan di skor 3,5 pada 2023 dan 2024. Hak atas budaya juga tidak mengalami kemajuan dengan skor stagnan 3,3. 

Insiyah mengatakan Indeks HAM pemerintahan Presiden Joko Widodo semakin merosot, terutama pada periode 2019-2024. Satu dekade Presiden Jokowi tidak pernah menyentuh angka moderat 4 dari skala 1-7. Pada akhir periode pertama Jokowi, Indeks HAM 2014-2019 hanya mencatatkan skor 3,2. Angka ini turun menjadi 2,9 selama era pandemi 2020. 

Indeks HAM beranjak naik ke angka 3,0 pada 2021 dan 3,3 pada 2022. Namun skor kembali turun ke angka 3,2 pada 2023 sampai merosot lagi ke angka 3,1 di penghujung periode Jokowi. 

“Rendahnya skor pemajuan HAM memvalidasi gagalnya Presiden Jokowi dalam memenuhi janji-janji yang disampaikan, baik dalam Nawacita pertama maupun kedua,” ujar Insyiah. 

Eka Yudha Saputra

Eka Yudha Saputra

Alumnus Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Bergabung dengan Tempo sejak 2018. Anggota Aliansi Jurnalis Independen ini meliput isu hukum, politik nasional, dan internasional

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus