Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Setelah membuka isolasi

Hubungan diplomatik libya-ri dibuka. libya mendesak karena indonesia ditunjuk sebagai ketua nonblok. keduanya sepakat langsung membuka kedutaan besar. indonesia masih bersikap hati-hati.

26 Oktober 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

RI-Libya membuka hubungan diplomatik. Libya mendesak karena Indonesia menjadi ketua Nonblok. SEBUAH peristiwa penting: hubungan diplomatik RI-Libya dibuka. Penandatanganan komunike bersama soal ini dilakukan Duta Besar RI untuk PBB Nana Sutresna dan Wakil Tetap Libya Dr. Ali A. Treiki di Markas Besar PBB Kamis pekan lalu. Kabarnya, Libya dan RI sepakat untuk langsung membuka kedutaan besar. Namun, Menteri Luar Negeri Ali Alatas mengatakan bahwa soal pembukaan kantor itu akan dibicarakan nanti. Libya, konon, yang mendesak pembukaan hubungan diplomatik ini. Maklum, Indonesia baru saja ditunjuk sebagai tuan rumah KTT Nonblok tahun depan. Lagi pula, negeri Kolonel Muammar Qadhafi itu tengah giat melancarkan politik membuka diri dari isolasi internasional. Dibandingkan dengan Malaysia dan Filipina, Indonesia memang lebih berhati-hati membuka hubungan dengan negeri yang sering disebut sarang terorisme internasional itu. Di Filipina, sudah lebih dulu ada Kedubes Libya, kendati salah satu negeri Arab maghribi itu terang-terangan mendukung gerakan separatis muslim Moro. Sikap hati-hati Indonesia ini barangkali ada kaitannya dengan hubungan Libya dengan kelompok-kelompok ekstrem kanan di sini, misalnya GPK Aceh Merdeka. Tokoh GPK Ir. Ligadinsyah, yang mengaku panglima wilayah Aceh Tengah, dalam persidangan di Aceh belum lama ini menyebut bahwa 600 pemuda Aceh sudah dilatih di Camp Mattabah Tajura di Tripoli. Ligadinsyah, yang sempat kuliah di Universitas Al-Fatah Tripoli, bertugas menyiapkan sebanyak mungkin anak muda Aceh untuk dilatih militer di Tripoli. Terdakwa lain yang diadili, Muhammad Thaib bin Abdullah, bahkan menyebut Dr. Hasan Tiro dan Daud Paneuk, presiden dan panglima angkatan bersenjata GPK, berada di Tripoli pada 1987. Citra Libya memang identik dengan karakter Muammar Qadhafi yang kerap "aneh-aneh" itu. Ia adalah presiden yang pertama. Kolonel yang suka berumah di tenda-tenda itulah yang menggulingkan Raja Idris pada 1969, dan mengubah negara menjadi republik sosialis Arab Islam. Apa komentar Menteri Alatas? "Kalau di pihak saya, saya melihat pragmatis saja. Dengan kita menjadi ketua Nonblok, banyak negara ingin membuka hubungan diplomatik dengan kita. Dalam rangka itulah Libya ingin membuka hubungan."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus