Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Belakangan ini viral sebuah rekaman video yang memperlihatkan keributan antara taruna Akademi Kepolisian disingkat Akpol dengan perwira pengasuhnya viral di media sosial. Keributan itu ditengarai taruna Akpol merasa tak terima laptopnya disita.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam video tersebut taruna Akpol itu tampak mencoba merebut sebuah laptop yang sedang dipegang perwira pengasuh sehingga keduanya saling tarik. Keributan itu pun coba dipisahkan taruna akpol dan pengasuh lainnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat dikonfirmasi, Gubernur Akademi Kepolisian Irjen Krisno Siregar membenarkan adanya peristiwa tersebut. Dia mengatakan saat ini taruna dengan inisial VBA itu sedang diperiksa oleh petugas. "Kasus pelanggaran taruna sedang diproses Provos Akpol," kata Krisno dalam keterangannya pada Jumat, 6 September 2024.
Taruna berinisial VBA yang belakangan ramai di media sosial karena melawan perwira pengasuhnya di Akademi Kepolisian Semarang telah dikeluarkan dari akademi. "Betul, Taruna VBA dikeluarkan dari Lemdik Akpol," ujar Gubernur Akademi Kepolisian Inspektur Jenderal Krisno Siregar kepada Tempo, Ahad, 8 September 2024.
Sebelumnya, kasus pelanggaran yang dilakukan VBA telah ditangani oleh Provos Akpol. Dalam vidio yang viral di akun sosial media X, tampak taruna Akpol itu mencoba merebut leptop miliknya yang disita oleh perwira pengasuhnya. Mereka terlibat saling tarik menarik hingga terjatuh.
Mengenal Akademi Kepolisian
Akademi Kepolisian atau Akpol adalah sebuah lembaga pendidikan yang bertujuan untuk mencetak perwira Polri. Pendidikan di Akpol memakan waktu hingga 4 tahun dan lulusan Akpol akan mendapatkan pangkat Inspektur Polisi Dua (Ipda). Selain itu, Akpol juga tergabung sebagai anggota International Association of Police Academies.
Akpol memiliki sejarah yang panjang, mulai dari perubahan secara organisasi hingga lokasinya. Tonggak berdirinya Akpol terjadi beberapa hari setelah Proklamasi Kemerdekaan RI.
Mengutip dari laman resmi Akpol, saat itu para cendekiawan Indonesia mengambil alih kekuasaan pendidikan dari Jepang. Pengambilalihan tersebut termasuk pendidikan kepolisian yang disebut dengan Jawea Keisatsu Gakka dan selanjutnya berganti nama menjadi Sekolah Polisi Negara RI di Sukabumi. Sekolah Kepolisian di sukabumi ini yang akan menjadi cikal bakal dari Akpol.
Pada 10 Juli 1959, Surat Keputusan Presiden Nomor 253 Tahun 1959 mengubah Kepolisian Negara RI menjadi Angkatan Kepolisian RI dan berakibat pada Sekolah Polisi Negara di Sukabumi yang berubah menjadi Sekolah Angkatan Kepolisian.
Kemudian, pada 1 Oktober 1965, Sekolah Angkatan Kepolisian RI berubah menjadi Akademi Angkatan Kepolisian (AAK) yang diresmikan oleh Inspektur Jenderal Polisi Soetjipto Joedodiharjo dengan Surat Keputusan Menhankam Pangab Nomor.4668/5/B/65/M dan 1 Oktober diperingati sebagai hari jadi Akademi Kepolisian.
Selanjutnya, pada 16 Desember 1966, AAK diubah menjadi AKABRI bagian Kepolisian dan pada 29 Januari 1967 dibuka AKABRI bagian umum di Magelang dengan taruna yang berasal dari masing-masing angakatan, termasuk kepolisian.
Setelah menyelesaikan pendidikan selama 1 tahun di Magelang, Taruna AKABRI bagian Kepolisian dikirim ke Sukabumi untuk mengikuti pendidikan matra Kepolisian selama 3 tahun. Di tahun 1980, tepatnya pada 1 Juli 1980, Komplek AKABRI bagian Kepolisian di Semarang diresmikan oleh Kapolri.
Pada 24 Januari 1985, AKABRI Kepolisian berubah menjadi Akademi Kepolisian setelah AKaBRI bagian dialihkan kembali kepada masing-masing angakatan dan ditetapakan pula pataka Akpol dengan tambahan pita di atas lambang yang bertuliskan Akademi Kepolsian, sasanti di bawah gambar lambang menjadi bertuliskan Atmaniwedana Kretakrama Aryawirya, gambar di balik lambang semula adalah lamabang AKABRI berubah menjadi lambang Polri.
Memasuki era Reformasi, sejarah Akpol mengalami perubahan dengan keluarnya Surat Keputusan Kapolri No.Pol: Skep/389/IV/1999 tanggal 9 April 1999 tentang Akademi Kepolisian Mandiri.
Maka sejak 10 April 1999, Akpol dinyatakan terpisah dari Akmil, AAL, dan AAU dan juga secara teknis administrasi juga lepas dari Mako Akademi TNI yang diikuti dengan perubahan logo Akpol pada 24 Oktober 2003 yang diresmikan oleh Kapolri Da’i Bachtiar.
HATTA MUARABAGJA | JIHAN RISTIYANTI | EIBEN HEIZER
Pilihan editor: Taruna Akpol Serang Perwira Pengasuh Sudah Diproses Provos, Sanksi Akademik Menanti