Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno dimulai dari topik tentang Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Banten menemukan praktik 'siswa siluman' tak pupus meski pihaknya pernah mengumpulkan seluruh dinas pendidikan yang ada di provinsi itu. Pertemuan dilakukan sebelum PPDB tahun ini (tahun ajaran 2024/2025), mengingatkan pentingnya proses yang berintegritas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berita populer selanjutnya tentang WhatsApp saat ini menjadi aplikasi populer yang banyak digunakan orang untuk bertukar pesan. Setiap hari WhatsApp menjadi aplikasi paling sering dibuka untuk mengirim pesan kepada teman, keluarga, dan kolega.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, gempa tektonik berkekuatan magnitudo M5,0 mengguncang wilayah Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Selasa, 23 Juli 2024, pukul 10.10.12 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG, memastikan gempa ini tidak berpotensi tsunami.
Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Banten menemukan praktik 'siswa siluman' tak pupus meski pihaknya pernah mengumpulkan seluruh dinas pendidikan yang ada di provinsi itu. Pertemuan dilakukan sebelum PPDB tahun ini (tahun ajaran 2024/2025), mengingatkan pentingnya proses yang berintegritas.
Nyatanya, praktik masih dapat ditemukan dalam inspeksi mendadak ke sebuah SMAN di Kabupaten Tangerang. Wilayah kabupaten ini, bersama Kota Tangerang Selatan, menyumbang jumlah siswa siluman terbesar hasil PPDB 2023/2024 tingkat SMA di Banten.
Dalam temuan terbaru, satu sekolah yang didatangi itu diketahui menampung 114 peserta didik baru tanpa melalui jalur-jalur yang ada dalam PPPDB yang baru berlalu. "Alasan pihak sekolah karena kebutuhan masyarakat dan di wilayah perbatasan," kata Kepala Perwakilan Ombudsman RI Provinsi Banten, Fadli Afriadi.
Ombudsman terus menginput secara manual data pasca-pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dari 160 SMAN se-Banten hingga 31 Agustus 2024 nanti. Seperti diketahui sekolah masih mencatatkan data pokok pendidikan (dapodik) ke pangkalan data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Teknologi dan Riset, dan Ombudsman mencocokkannya dengan data kuota penerimaan peserta didik baru yang pernah diumumkan setiap sekolah.
WhatsApp saat ini menjadi aplikasi populer yang banyak digunakan orang untuk bertukar pesan. Setiap hari WhatsApp menjadi aplikasi paling sering dibuka untuk mengirim pesan kepada teman, keluarga, dan kolega.
Namun, tak dipungkiri ada beberapa kekurangan dari aplikasi yang dikelola oleh Meta ini. Salah satunya pesan atau obrolan yang tiba-tiba hilang. Pernahkah memeriksa WhatsApp Anda dan menemukan seluruh pesan serta percakapan tiba-tiba hilang begitu saja? Kenapa bisa begitu?
Jawabannya bisa jadi karena Anda tidak mencadangkan WhatsApp lewat sambungan email atau penyimpanan dalam ponsel Anda. Hal tersebut juga memungkinkan riwayat data yang terkirim ikut menghilang. Selain itu, faktor dari fitur-fitur terbaru WhatsApp juga dapat membuat pesan dan obrolan Anda dengan orang lain akan menghilang.
Saat ini ada fitur baru berupa opsi untuk menghapus pesan untuk semua orang. Saat ini pengguna dapat mengirim pesan sehingga penerima hanya dapat melihatnya satu kali. Fitur-fitur ini tiba-tiba menghapus obrolan, dan tidak dapat dilihat oleh pengguna hingga pencadangan dilakukan.
Gempa tektonik berkekuatan magnitudo M5,0 mengguncang wilayah Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Selasa, 23 Juli 2024, pukul 10.10.12 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG, memastikan gempa ini tidak berpotensi tsunami.
Berdasarkan hasil analisis BMKG, episenter gempa terletak pada koordinat 1,72 derajat Lintang Selatan; 99,54 derajat Bujur Timur. Lokasi persisnya berada di laut pada jarak 32 kilometer arah Barat Laut Kepulauan Mentawai di kedalaman 18 kilometer.
"Hingga pukul 10.50 WIB BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami," ujar Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, dikutip dari keterangan yang dibagikannya, Selasa, 23 Juli 2024.
Daryono menyatakan, gempa Mentawai kali ini berjenis dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng. Mekanisme sumber gempa menunjukkan gempa itu memiliki pergerakan naik atau thrust fault. "Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut," ujarnya.
Pilihan Editor: Suhu Bumi Terus Meningkat dalam Satu Abad, Ini Tandanya