NORMALISASI hubungan diplomatik RI-RRC, yang membeku sejak 22 tahun silam, akan mencair sebentar lagi. Itu tersirat dalam jawaban Menlu Ali Alatas dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR, Senin pekan ini. Dari balik kaca matanya yang tebal, Menlu Alatas membacakan rencana Anggaran Belanja Deplu 1990-1991, untuk membuka sejumlah Perwakilan RI di luar negeri, termasuk Perwakilan RI di Beijing. "Dalam rangka proses menuju pemulihan hubungan diplomatik..., telah diajukan rencana anggaran pembukaan Perwakilan RI di Beijing, bila waktu pasti pembukaannya sudah diputuskan oleh Pemerintah," kata Alatas. Biaya normalisasi pun sudah diajukan, sekitar Rp 8 milyar. Langkah penting pemulihan hubungan Indonesia-Cina terjadi ketika Menlu RRC Qian Qichen mengadakan kunjungan kehormatan kepada Presiden Soeharto di Hotel Imperial di Tokyo, seusai acara pemakaman Kaisar Hirohito, akhir Februari tahun lalu. Di sanalah untuk pertama kalinya seorang pejabat tinggi RRC secara langsung mengemukakan posisi pemerintahnya mengenai masalah normalisasi. Dan menanggapi secara langsung ucapan Presiden Soeharto, yang merupakan persyaratan, dalam pidato pertanggungjawaban di MPR awal Maret tahun lalu: Bahwa RRC bersedia hidup berdampingan secara damai dengan Indonesia, dan tidak akan membantu cita-cita dari sisa-sisa PKI di sini. Bisa dimengerti bila Menlu Alatas memperkirakan normalisasi akan berlangsung dalam tahun fiskal 1990-1991. Akan ada lagi per-temuan teknis untuk membahas soal-soal kecil," katanya. "Dan bila kedua Menlu nanti bertemu, topik pembicaraan tentang tang-gal dilakukannya normalisasi." Pertemuan teknis pertama, dan berjalan mulus, terjadi awal Desember lalu di Jakarta, antara tim Indonesia -- yang dipimpin Dirjen Deplu John Louhanapessy, kini Dubes RI di Austria -- dengan Ketua Delegasi RRC Xu Dunxin. Maka, untuk menyapu jalan lebih bersih lagi sebelum pertemuan tingkat Menlu, sebuah tim kecil dari Jakarta akan berkunjung ke Beijing, antara lain untuk "mendiskusikan soal-soal finansiil", kata Alatas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini