Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Upaya BPKH Hadapi Panjangnya Antrean Jemaah Calon Haji

BPKH menyatakan antrean jemaah calon haji yang mencapai 5,4 juta orang membuat waktu tunggu berangkat ke Arab Saudi bertambah menjadi 25-30 tahun.

16 Desember 2024 | 11.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) mengajak pihak perbankan mencari solusi menghadapi antrean jemaah calon haji dengan teknologi dan inovasi melalui produk dan layanan perbankan syariah. Kepala Badan Pelaksana BPKH Fadlul Imansyah dalam Annual Meeting dan Banking Award 2024 pada Jumat, 13 Desember 2024, mengatakan perlunya penguatan kolaborasi antara BPKH, lembaga keuangan syariah, dan penyedia teknologi dalam sektor keuangan haji, serta mendorong inovasi dalam layanan bagi jemaah haji.

Karena itu, salah satu agenda utama dalam acara tahunan ini adalah membahas inovasi layanan keuangan syariah dalam ekosistem haji, untuk mempermudah proses setoran awal haji.

“Peningkatan layanan kepada jemaah haji sangat penting. Karenanya, BPKH berkomitmen untuk terus menghadirkan inovasi layanan keuangan melalui seamless process (proses yang lancar) setoran awal haji agar lebih mudah, lebih cepat, lebih transparan, dan aman,” ujar Fadlul dalam keterangan yang diterima di Jakarta pada Sabtu, 14 Desember 2024.

Dia menuturkan Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS BPIH) telah memainkan peran strategis dalam pelayanan jemaah haji.

“Kiprah BPKH selama tujuh tahun terakhir tentu tidak lepas dari peran BPS BPIH sebagai garda terdepan dalam menerima setoran haji jemaah Indonesia, yang saat ini antreannya mencapai 5,4 juta orang,” ujarnya.

Banyaknya jemaah calon haji mengantre, kata dia, merupakan peluang sekaligus tantangan bagi ekosistem perhajian. Menurut data Badan Pusat Statistik 2023, terdapat 17 juta orang dari 210 juta umat Islam Indonesia yang telah memenuhi syarat menunaikan ibadah haji. Namun baru 0,31 persen yang sudah terdaftar sebagai jemaah calon haji.

Dia mengatakan, dari sisi bisnis, hal itu menjadi pangsa pasar yang besar untuk digarap BPS BPIH. Namun, di sisi lain, antrean jemaah calon haji yang mencapai 5,4 juta orang membuat waktu tunggu berangkat ke Tanah Suci bertambah menjadi 25-30 tahun.

“Inilah yang perlu kita carikan solusinya, untuk membantu umat muslim Indonesia melaksanakan rukun Islam kelima melalui produk dan layanan perbankan syariah," kata dia.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Agama Nasaruddin Umar menyebutkan panjangnya masa antre jemaah calon haji Indonesia adalah konsekuensi logis dari keterbatasan tempat di Arab Saudi.

Dalam upaya mengurai masa antre haji di Indonesia, kata dia, ada wacana mengajukan kuota tambahan ke Kerajaan Arab Saudi. Namun pada pertemuan dengan Menteri Urusan Haji Arab Saudi beberapa waktu lalu, Nasaruddin belum menyampaikan permintaan itu.

“Karena, setelah saya pelajari, sumber krusial pelaksanaan haji tahun lalu adalah kuota tambahan itu,” ujar Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta, itu.

Maka sebelum meminta tambahan kuota, kata dia, penting bagi Indonesia memastikan siap mengurus lebih banyak jemaah calon haji ke Tanah Suci. Sebagai catatan, pada musim haji 2024, Indonesia mendapatkan 221 ribu kuota jemaah dan 20 ribu kuota tambahan.

“Kalau kita mampu carikan jalan keluar, agar tidak terjadi persoalan teknis dan prinsip, maka mungkin lebih dari itu kita bisa peroleh,” kata Menag.

ANTARA

Pilihan editor: Mereka Tak Sepakat dengan Gagasan Prabowo Soal Pilkada oleh DPRD

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus