Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Fraksi Partai Solidaritas Indonesia atau PSI DPRD DKI, William Aditya Sarana memperoleh suara tertinggi dalam Pemilu 2024 sebagai calon legislatif (caleg) DPRD DKI Jakarta. Itu didasarkan penetapan hasil pemilu oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta yang disampaikan pada Jumat 15 Maret 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Antara, William mendapatkan 39.720 suara dari Dapil 9 yang meliputi Kecamatan Cengkareng, Tambora dan Kalideres (Jakarta Barat).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Profil William Aditya
William Aditya Sarana, lahir di Jakarta pada 2 Mei 1996. Dia tinggal di Kalideres, Jakarta Barat, dan merupakan lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI). Ia memulai kuliah di UI pada 2014 dan berhasil menyelesaikannya pada Agustus 2019.
William aktif dan berprestasi selama kuliah di UI, terlibat dalam berbagai organisasi seperti Ketua Mahkamah UI pada 2017, Anggota Kongres UI, Legal Intern Sekretariat Kabinet, dan Legal Intern Mahkamah Konstitusi. Dia juga meraih beberapa prestasi seperti Student Research Award Tanoto Foundation tahun 2015, Juara 1 PKM-Penelitian FHUI, dan Juara 3 Consdraft MPR RI pada 2017.
William dikenal sebagai anggota termuda DPRD DKI Jakarta periode 2019-202. Terpilih saat usianya baru 23 tahun, menjadikannya anggota termuda di antara semua legislator. Bahkan ketika ia terpilih, statusnya masih tercatat sebagai seorang pelajar.
Selain itu, William terpilih sebagai anggota dewan dari Daerah Pemilihan (Dapil) 9 Jakarta Barat (Kalideres, Cengkareng, dan Tambora), dengan perolehan suara sebanyak 12.295 pada Pemilu 2019.
Meskipun masih muda, William adalah seorang miliuner, sebagaimana tercatat dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dengan harta senilai Rp 1,5 miliar yang dilaporkan kepada KPK Laporan itu tercatat saat ia mencalonkan diri sebagai caleg pada Pemilu 2019.
Harta William termasuk satu unit rumah di Depok, Jawa Barat, dengan luas tanah 27,35 meter persegi dan bangunan 22,6 meter persegi, yang nilainya sekitar Rp 500 juta. Selain itu, ia juga memiliki mobil Toyota Yaris tahun 2013 senilai Rp 80 juta, perhiasan senilai Rp 6 juta, dan uang tunai dan elektronik sebesar Rp 1 miliar.
Setelah dilantik menjadi anggota DPRD DKI Jakarta dari PSI, William segera memulai langkahnya dengan membongkar anggaran mencurigakan, seperti pembelian lem aibon oleh Pemprov DKI Jakarta yang mencapai Rp 127 miliar menurut penghitungan Indonesia Corruption Watch (ICW).
Langkah tersebut mengungkap anggaran-anggaran lain yang tak masuk akal, seperti pembelian pulpen Rp 123 miliar, helm proyek senilai Rp 34,2 miliar, penghapus cair Rp 31,6 miliar, cat tembok Rp 18,9 miliar, meja tulis Rp 105,3 miliar, dan kaca bening Rp 18,5 miliar.
Tindakan William Aditya Sarana menuai kritik sebagai upaya mencari sensasi dan panggung sebagai politikus muda. Namun ia membantah tudingan tersebut. Ia pun sempat dilaporkan oleh seorang warga Jakarta bernama Sugiyanto ke Badan Kehormatan DPRD DKI Jakarta atas dugaan pelanggaran kode etik sebagai anggota dewan. "Justru saya bantu publish anggaran-anggaran itu dan kami gak mencari sensasi," katanya.
ANANDA BINTANG I M JULNIS FIRMANSYAH
Pilihan Editor: Kenapa Puji Anies 'Mantab Broo', Ini Jawab William PSI