Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa hari ini di media sosial ramai diperdebatkan soal wisuda yang dilaksanakan anak Taman Kanak-kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perdebatan itu dipantik unggahan akun Twitter Schoolfess pada Senin, 12 Juni 2023, yang berbunyi "Kembalikan wisuda hanya untuk lulus kuliah. TK, SD, SMP, dan SMA tidak perlu wisuda".
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sontak unggahan itu menuai beragam komentar dari warganet. Hingga Rabu, 14 Juni 2023, unggahan itu telah tayang sebanyak 1,8 juta kali. Lantas, bagaimana sebenarnya awal mula adanya wisuda?
Wisuda menjadi sebuah tradisi perayaan kelulusan setelah menempuh sebuah jenjang pendidikan. Dikutip dari canterbury.ac.nz, wisuda pertama kali diadakan saat kelulusan universitas pertama di Eropa pada abad ke-12.
Saat itu, Bahasa Latin masih menjadi bahasa yang digunakan di lingkungan pendidikan universitas. Secara etimologi, kata wisuda atau kelulusan dalam Bahasa Inggris berarti graduate. Pada abad ke-15, kata graduate memiliki makna "seseorang yang mendapatkan atau memiliki gelar".
Dalam bahasa Medieval Latin, graduatus memiliki arti "untuk mengambil gelar". Sedangkan dalam Bahasa Latin, gradus memiliki arti "sebuah langkah; langkah yang diambil (di tangga)".
Langkah pertama yang diambil dalam jenjang perkuliahan adalah jenjang sarjana, sedangkan langkah kedua adalah jenjang pascasarjana.
Pakaian yang digunakan saat wisuda adalah toga yang memiliki sejarahnya tersendiri. Perguruan tinggi pertama yang meresmikan pakaian wisuda atau toga wisuda yakni University of Oxford dan University of Cambridge.
Toga merupakan sepasang pakaian yang terdiri dari topi dan jubah dan digunakan setiap kali melaksanakan wisuda. Pakaian tersebut sebenarnya telah mengalami perubahan yang cukup signifikan.
Jubah atau gaun toga yang mencirikan pakaian akademik telah berevolusi dari pakaian sehari-hari staf universitas di Abad Pertengahan, yang didasarkan pada pakaian yang dikenakan oleh pendeta abad pertengahan.
Saat ini, pakaian toga tersebut telah memiliki ketentuan yang cukup ketat dan mencerminkan universitas dan jenjang pendidikan dari sang pemakainya.
Pilihan Editor: 5 Ide Membuat Pesta Wisuda yang Menarik dan Berkesan